
Kapal kayu Maros Jaya 01 dan Nur Hikmah terbakar di Pelabuhan Rakyat (Pelra Merauke sekitar pukul 10.00 WIT, Rabu (27/5) kemarin. Penyebab kebakaran ke-dua kapal kayu milik Haji Topan dan Kadir itu, masih dalam penyelidikan aparat Polsek KP3 Laut setempat.
Meski tidak merenggut korban jiwa, namun enam orang Anak Buah Kapal (ABK) ikut terpanggang amukan api, sehingga harus dilarikan kerumah sakit untuk mendapat pertolongan medis. Keenam ABK tersebut yakni Nawir (36) tahun, Muhamad Rizal (27), Edy (25) tahun, Ilham (25) tahun, Taufik (38) tahun serta Limpo (55) tahun.
Dari enam korban, dua korban diijinkan pulang karena tidak mengalami luka serius. Sedangkan empat korban lain, harus dirawat karena luka bakar di sekujur tubuh mereka. Dari empat orang itu, dua diantaranya yakni Nawir dan Ilham harus masuk iccu mengingat luka yang dialami cukup kritis setelah sempat terjebak lama dalam salah satu kapal.
Sementara itu, kerugian yang timbul dari kebakaran dua unit kapal ini, ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Kapal Maros Jaya 01 dan Nur Hikmah biasa beroperasi melayani pelayaran ke daerah pedalaman mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) berupa puluhan drom minyak tanah, bensin, solar dan sembilan kebutuhan pokok (Sembako.
Di tempat kejadian perkara (TKP), nampak ribuan warga berdesak-desakan di sekitar Pelabuhan Rakyat (Pintu Air) guna menyaksikan kobaran api disertai asap yang mengepul tinggi. Sedikitnya belasan kali terjadi ledakan dari kapal sehingga membuat warga pun berhamburan keluar dari sekitar arena pelabuhan.
Mobil pemadam baru datang di TKP satu jam kemudian setelah kebakaran. Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 12.30 Wit.
Di sisi lain, belasan kapal kayu yang berlabuh di sekitar Pelabuhan Rakyat (Pelra), cepat diantisipasi oleh petugas pemadam kebakaran. Semua kapal tersebut tidak bisa keluar dari tempat berlabuh, karena saat kebakaran air laut sedang surut.
Kapolsek KP3 Laut, AKP Riyanto, pihaknya belum bisa memberikan penjelasan tentang penyebab kebakaran karena masih harus dilakukan olah TKP dan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang melihat termasuk para ABK. “Ya, memang betul, kedua kapal tersebut akan beroperasi ke pedalaman dengan membawa BBM serta beberapa kebutuhan pokok lain,” ungkapnya kepada Papua Pos di TKP.
Disinggung kapan dilakukan olah TKP, Riyanto mengatakan, setelah api berhasil dipadamkan. Dari hasil itu, akan dikembangkan lebih lanjut untuk mengetahui pasti penyebab yang jelas. “Jadi, untuk sementara belum bisa disimpulkan hasilnya mengingat kobaran api masih membumbung tinggi. Saya akan berikan penjelasan secara transparan begitu olah TKP selesai dilakukan penyidik,”ujarnya.
Dalam olah TKP juga, penyidik akan mencari tahu apakah kedua kapal tersebut sudah bersiap-siap untuk beroperasi ke daerah pedalaman atau masih berlabuh beberapa hari lagi. “Kita akan lakukan penyelidikan secepatnya sehingga bisa diketahui penyebab yang jelas agar tidak menimbulkan kesimpangsiuran informasi di masyarakat,” ujar Riyanto. (frans)
Sumber : PapuaPos
Tiga Tanker Terbakar di Merauke
Liputan6.com, Merauke: Tiga tanker terbakar di Pelabuhan Pintu Air, Merauke, Papua, Rabu (27/5) sekitar pukul 10.00 WIT. Hingga berita ini disusun, kobaran api telah menghanguskan dua kapal pengangkut bahan bakar minyak, yakni kapal Maros Jaya I dan kapal Nurhikmah II. Sedangkan tanker lain, Nusantara Jaya, masih terbakar.Sejumlah anak buah kapal Maros Jaya I menuturkan, saat itu mereka mendengar suara ledakan dari ruang mesin. Api langsung membesar dan menyambar bagian kapal lainnya. Tak lama berselang, api menyambar dua kapal lainnya. Kapal Maros Jaya I dan Nurhikmah ludes terbakar hingga karam. Sedangkan kobaran api saat ini membakar buritan kapal Nusantara Jaya. Ketiga kapal itu rata-rata mengangkut 70 ton BBM.
Kejadian ini bukanlah yang pertama di Pelabuhan Pintu Air, Merauke. Desember tahun silam, peristiwa serupa menimpa dua tanker. Atas kejadian yang berulang, kalangan pengusaha kapal di sana menyesalkan ketidaktegasan administratur pelabuhan atau adpel setempat. Sebab, pihak adpel masih membiarkan kapal-kapal pengangkut BBM berkeliaran di pelabuhan tersebut, padahal sudah ada larangan.
Tanker-tanker seharusnya merapat di Pelabuhan Kelapa Lima, Merauke. Dari sana, BBM kemudian didistribusikan ke tiga kabupaten pemakaran, yaitu Asamt, Boven Digul, dan Mapi.(ANS)
Sumber : Liputan6.com