Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya.
UPDATE!! Berita di Radar Merauke dapat dibaca langsung lewat Smartphone Android! Baca fiturnya DISINI atau Download aplikasinya disini : LINK Download Android RadarMeraukeCom.APK !!! Baca berita Via Opera Mini Atau Browser Handphone (Blackberry/Iphone/Symbian) : http://www.radarmerauke.com/?m=1 .

Sunday, 25 July 2010

HMMPS Tolak MIFEE di Merauke

Himpunan Mahasiswa dan Masyarakat Papua Selatan se Jayapura menolak tegas proyek Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE).

Diana Gebze, Ketua Panitia Konsolidasi Penolakan MIFEE mengatakan, HMMPS telah melakukan rapat-rapat konsolidasi bagi warga Papua untuk menolak pengoperasian MIFEE di Merauke. Menurutnya, proyek lebih dari 3 tahun itu telah merugikan masyarakat setempat.

“Keberadaan perusahaan telah menimbulkan banyak dampak negatif, juga tidak ada keperpihakan bagi rakyat Papua,” kata Diana, Sabtu (24/7)

Diana menjelaskan, keberadaan perusahaan sejak 2008 telah menciptakan banyak keluhan dari masyarakat, akibat kehilangan tanah adat, hutan dan budaya mereka.

“Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) dari Bupati Merauke juga sangat rancu karena banyak sisi negatifnya, dan MIFEE pasti menggunakan cara militer untuk menghalang pemberontakan masyarakat nantinya,” paparnya.

Proyek MIFEE dikerjakan Medco Papua bersama sejumlah perusahaan lain disebagian besar tanah Marind. Dalam konsep MIFEE, Merauke menjadi lahan garapan korporasi yang juga menaungi petani lokal. Lahan satu juta hektar dimanfaatkan dalam lima kluster. Tiap kluster seluas 200 ribu ha terdiri dari 40 subkluster.

Pemda Merauke telah mendapat komitmen dari beberapa perusahaan untuk membangun pertanian di sana. Antara lain Artha Graha, Bangun Tjipta, Comexindo International, Medco Group, Digul Agro Lestari, dan Klinik Agropolitan Gorontalo. Sejumlah perusahaan itu kini sudah memulai aktivitas di lapangan.

Sekurangnya 8.000 hingga 10.000 hektar lahan telah disiapkan untuk pertanian beras. Sementara lahan seluas minimal 30.000 hektar juga telah disiapkan untuk pertanian gula. Pengembangan kawasan pangan dalam skala luas, atau "food estate" di Merauke, diperkirakan memerlukan investasi sekitar Rp.50 triliun hingga Rp.60 triliun. (Yarid AP)


Source : tabloid Jubi

Share on :
Silahkan berikan komentar melalui Facebook. Jangan lupa login dulu melalui akun facebook anda. Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel atau berita yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan radarmerauke.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Ditulis Oleh : ~ Portal Berita Merauke

Artikel HMMPS Tolak MIFEE di Merauke ini diposting oleh Portal Berita Merauke pada hari Sunday, 25 July 2010. Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.
 
© Copyright RadarMerauke.com | Portal Berita Merauke @Since 2008 - 2013 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Owner Template | Published by Owner Template and Owner
WWW.RADARMERAUKE.COM - PORTAL BERITA MERAUKE
( www.radarmerauke.me | www.radarmerauke.asia | Email : radarmerauke@gmail.com | radarmerauke@yahoo.com )

Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Bintang Papua, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, suluhpapua, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.