MAPPI [PAPOS] – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di Kota Keppi, Kabupaten Mappi sangat dirasakan oleh masyarakat. Terutama mereka yang mengisi bahan bakar untuk kendaraan roda dua, ketika hendak melakukan aktivitas sehari-hari. Hal itu diakibatkan oleh ulah oknum pengecer yang memprioritaskan pembelian oleh orang yang mengambil dan menjual kembali dengan harga ‘mencekik leher’.
Sebagaimana disaksikan Papua Pos, Jumat (10/2) di salah satu tempat penjualan milik Udin (45) tahun yanag keseharian sebagai pengecer, terlihat puluhan orang sedang antri membeli bahan bakar bensin. Hanya saja, yang diprioritaskan adalah mereka yang membawa jerigen besar dengan ukuran 20 liter. Padahal, BBM dimaksud adalah subsidi yang mestinya harus dimanfaatkan untuk masyarakat kecil. Sementara harga yang diberlakukan pun sangat mahal antara Rp 12.000-Rp 15.000.
Saat ditemui sejumlah wartawan, Udin secara blak-blakan mengaku jika mendapatkan bahan bakar jenis bensin itu dari oknum anggota polisi dan oknum anggota TNI yang tidak diketahui dibeli dari agen mana. “Saya hanya menerima dan menjual tanpa mengetahui darimana didapatkan. Sehingga tidak bisa berkomentar lebih banyak,” ungkapnya.
Menyinggung tentang berapa ton yang didapatkan dari oknum tersebut, Udin menambahkan, tidak menentu. Berapa saja yang didrop, diterima dan dijual. “Memang saya tidak mengantongi surat izin penjualan. Karena hanya sebagai pengecer. Sehingga siapa saja yang datang, tetap dilayani. Tetapi harus dipahami bahwa pendropingan pun tak menentu jumlahnya sehingga cepat habis,” katanya.
Secara terpisah Kapolres Mappi,AKBP Drs. Mikhael Suradal, MM yang ditemui diruang kerjanya mengungkapkan, dalam pertemuan dengan pemerintah beberapa waktu lalu, sempat diangkat tentang adanya kelangkaan BBM. Kalau menyangkut dugaan keterlibatan oknum anggota polisi, sampai sekarang belum ada laporan yang diterima. Jika ada pengaduan dari masyarakat, tetap akan diberikan tindakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. [frans]