Setelah resmi dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Mappi, Stefanus Kaisma, S.Sos dan Ir Benyamin Ngali memberikan arahan perdana kepada seluruh pejabat di jajarannya khususnya bagi eselon II dan III. Apa saja yang terungkap dalam pertemuan tersebut?
Laporan: Yulius Sulo, Mappi.
TATAP muka sekaligus arahan perdana tersebut digelar di ruang rapat Kantor Bupati Mappi. Pertemuan tersebut dipandu langsung Sekretaris Kabupaten Mappi, dr Ricky Bolang. Diakui Bupati Stefanus Kaisma, dirinya dan Benyamin Ngali bukanlah wajah baru. ‘’Saya muka lama kebetulan saja naik satu peringkat lagi dan ini atas berkat Tuhan Yang Maha Kuasa,’’ kata Bupati Stefanus Kaisma.
Menurut Bupati, dengan selesainya pelantikan tersebut, didepan mata telah terbentang pekerjaan yang harus secepatnya diselesaikan. Selain RPJM, juga APBD 2012 yang harus segera dibahas dan ditetapkan, sehingga program-program pembangunan dan pelayanan masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Waktu yang banyak tersita untuk pelantikan, membuat penetapan APBD 2012 mengalami keterlambatan. Namun Bupati mengingatkan, agar penyusunan APBD 2012 tersebut harus sesuai dengan visi misi yang sudah disampaikan saat kampanye lalu.
Karena itu, kepada seluruh pimpinan SKPD, Bupati minta agar dokumen segera disiapkan, sehingga pembahasan APBD 2012 tersebut bisa segera dilakukan. ‘’Saya minta perhatian kita semua agar perjalanan keluar daerah ditekan,’’ tandasnya.
Terkait tugas pokok, Bupati Stefanus Kaisma dengan tegas mengatakan akan membagi tugas antara Bupati dan Wakil Bupati. Pembagian tugas tersebut agar menjadi lebih jelas dan bukan samar-samar. Bupati Stefanus Kaisma sungguh menyadari pembagian tugas yang akan dilakukan tersebut karena menurutnya, dirinya menjadi korban dari tidak adanya pembagian tugas saat sebagai wakil bupati. Akibatnya, dirinya saat itu sebagai wakil bupati, tidak bisa berbuat apa-apa. sering dikatakan tidak tahu apa-apa, bodoh dan sebagainya.
‘’Lima tahun saya sebagai wakil, tidak bisa berbuat apa apa. Semua orang katakan, wabup tidak tahu apa-apa. Itu karena secara umum tidak diberikan kewenangan dan hanya dipersalahkan saja dan dikatakan tidak bisa buat apa-apa,’’ katanya.
Akhirnya, kata Bupati Stefanus, persoalan tersebut sudah mulai diperhatikan pemerintah pusat. ‘’Jadi sebelum instruksi dari pusat turun, saya mau lakukan itu. Sehingga tupoksi seorang bupati dan wabup harus jelas. Dia membawahi beberapa SKPD. Bupati juga demikian dengan tupoksi jelas. Sehingga dalam pertanggungjawaban terarah sehingga kita tidak saling menunggu dan merampas tugas dan akhirnya jadi simpang siur,’’ terangnya.
Menurut Bupati Stefanus Kaisma, ide pembagian tugas yang akan ia lakukan tersebut merupakan sebuah ide paling jelek. Namun begitu ia minta agar semua pimpinan SKPD memberikan dukungan. ‘’Saya mau hilangkan opini selama ini di mata masyarakat bahwa wakil bupati tidak mampu atau kasarnya wabup masih bodoh. Saya minta agar mulai sekarang bahasa tersebut harus ditinggalkan,’’ pintanya. (*)
http://www.cenderawasihpos.com/index.php?mib=berita.detail&id=4864