MAPPI- Bupati Mappi Stefanus Kaisma, S.Sos, dengan tegas mengaku tidak akan mematok istilah 100 hari kerja untuk sesuatu yang harus dicapai terhitung sejak dirinya bersama Wakil Bupati Benyamin Ngali dilantik. Sebab, selain tidak aturan, dengan mematok akan memberikan dampak yang kurang bagus jika hal itu tidak tercapai.
‘’Kalau 100 hari kerja, maka dampak yang akan muncul, yaitu seakan-akan kita dikejar karena orang akan selalu menuntut hasilnya kalau tidak tercapai dan itu bisa berdampak ketidakpercayaan masyarakat kepada kepemimpinan kita. Bahkan bisa muncul aksi demo dan sebagainya,’’ kata Bupati Stefanus Kaisma.
Namun begitu, lanjut Bupati, sejumlah program yang sangat mendasar dan pokok telah
disiapkan untuk mendesak di lakukan. Salah satu program yang sangat mendesak dilakukan tersebut, lanjut Bupati Stefanus Kaisma adalah listrik 1 x 24 jam. Bahkan, Bupati memerintahkan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Mappi untuk tidak menunda masalah kelistrikan di ibukota Mappi tersebut bisa menyala 24 jam dalam
sehari.
‘’Saya minta masalah listrik ini tidak ditunda-tunda. Bagaimana supaya listrik itu bisa menyala 1 x 24 jam,’’ pintanya. Sebab, lanjut Bupati Stefanus Kaisma, sudah lama masyarakat Mappi menanti listrik bisa menyala 24 jam. Apalagi, sebagai ibukota
kabupaten, seharusnya listrik tersebut sudah menyala 1 x 24 jam dari dulu.
‘’Kalau daerah pemekaran lainnya bisa 1 x 24 jam menyala, mengapa kita tidak bisa. Listrik sangat penting dalam memacu pembangun di daerah,’’ katanya. Selain menyangkut listrik, hal lain yang harus segera dilakukan adalah menyangkut kebersihan kota yang menurut Bupati, saat ini cukup semrawut.
Ia meminta Kepala Distrik Obaa yang memiliki wilayah Kota untuk menggerakkan masyarakat melakukan pembersihan. Sebab, menurutnya, kesemrawutan akan memberikan penilaian yang kurang bagus dari setiap orang yang datang ke Kepi . ‘’Disamping itu, dari sisi kesehatan tidak baik karena akan menimbulkan berbagai
penyakit,’’ tambahnya. (ulo/nan)