Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze menyatakan, penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang langsung ke rekening sekolah membuat banyak guru (kepala sekolah,red) menjadi bos di kota.
Sebab, setelah dana BOS tersebut cair, guru meninggalkan tugas dan berada di kota, tidak mau lagi mengajar. Pernyataan bupati tersebut disampaikan saat pencanangan status KPG Khas Papua Merauke menjadi UPP DII PGSD Uncen, Rabu (4/3).
Ia membandingkan guru masa lalu dengan guru masa sekarang. Menurutnya, guru masa lalu memiliki dedikasi yang sangat tinggi. Kendati dihadang dengan berbagai keterbatasan, namun guru-guru tersebut setia berada di tempat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Namun saat ini, sangat jauh berbeda. Sebab saat ini banyak yang mau menjadi guru bukan karena panggilan tapi hanya mencari status atau pekerjaan.
''Jika ada yang katakan tidak, mari kita buktikan berapa orang yang mau turun ke kampung-kampung,''terangnya. Apalagi di Kimaam, lanjut bupati, tidak ada yang mau ditugaskan di daerah tersebut, baik yang non Papua maupun Papua. Apalagi, jelas bupati, formasi terbesar setiap penerimaan adalah tenaga guru dan kesehatan. Dengan formasi tenaga guru yang cukup besar dibanding formasi lainnya itu, lanjut Bupati Gebze, sudah seharusnya sekolah-sekolah yang ada di pedalaman tidak kekurangan guru lagi.
''Coba tengok ke pedalaman, bahkan ada ruang kelas yang ditumbuhi pohon pisang,'' ungkapnya. Karena itu, kepada siswa dan mahasiswa UPP DII PGSD, bupati berharap untuk tidak melakukan pengkhianatan ke depan. Sebab, KPG Khas Papua didirikan dengan tujuan mulia untuk mencerdasarkan anak-anak yang ada di pedalaman seperti motto dari KPG Khas Papua sendiri aku hadir untuk mencerdaskanmu.
''Saya harap, kalian memiliki dedikasi yang tinggi untuk mencerdaskan anak-anak di Tanah Anim-ha Merauke. Karena mereka juga mempunyai hak yang sama untuk menikmati pendidikan sama dengan orang-orang yang ada di kota,"harapnya. (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos
Sebab, setelah dana BOS tersebut cair, guru meninggalkan tugas dan berada di kota, tidak mau lagi mengajar. Pernyataan bupati tersebut disampaikan saat pencanangan status KPG Khas Papua Merauke menjadi UPP DII PGSD Uncen, Rabu (4/3).
Ia membandingkan guru masa lalu dengan guru masa sekarang. Menurutnya, guru masa lalu memiliki dedikasi yang sangat tinggi. Kendati dihadang dengan berbagai keterbatasan, namun guru-guru tersebut setia berada di tempat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Namun saat ini, sangat jauh berbeda. Sebab saat ini banyak yang mau menjadi guru bukan karena panggilan tapi hanya mencari status atau pekerjaan.
''Jika ada yang katakan tidak, mari kita buktikan berapa orang yang mau turun ke kampung-kampung,''terangnya. Apalagi di Kimaam, lanjut bupati, tidak ada yang mau ditugaskan di daerah tersebut, baik yang non Papua maupun Papua. Apalagi, jelas bupati, formasi terbesar setiap penerimaan adalah tenaga guru dan kesehatan. Dengan formasi tenaga guru yang cukup besar dibanding formasi lainnya itu, lanjut Bupati Gebze, sudah seharusnya sekolah-sekolah yang ada di pedalaman tidak kekurangan guru lagi.
''Coba tengok ke pedalaman, bahkan ada ruang kelas yang ditumbuhi pohon pisang,'' ungkapnya. Karena itu, kepada siswa dan mahasiswa UPP DII PGSD, bupati berharap untuk tidak melakukan pengkhianatan ke depan. Sebab, KPG Khas Papua didirikan dengan tujuan mulia untuk mencerdasarkan anak-anak yang ada di pedalaman seperti motto dari KPG Khas Papua sendiri aku hadir untuk mencerdaskanmu.
''Saya harap, kalian memiliki dedikasi yang tinggi untuk mencerdaskan anak-anak di Tanah Anim-ha Merauke. Karena mereka juga mempunyai hak yang sama untuk menikmati pendidikan sama dengan orang-orang yang ada di kota,"harapnya. (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos