Setelah Tiga Hari Hanyut
Mendiang asal Suku Batak itu, ditemukan dalam posisi mengapung oleh Tim gabungan yang terdiri dari anggota Yonif 121/MK, SAR Merauke dan masyarakat setempat, tepatnya di muara kali Kampung United yang jaraknya 27 kilo dari tempat kejadian perkara (TKP) Kali Kao.
Komandan Satgas Yonif 121/MK Letkol Inf Ayub Akbar kepada wartawan, mengatakan, meninggalnya salah satu prajuritnya itu bukan karena kelalaian, melainkan sebuah musibah yang bisa menimpa seluruh mahluk bernyawa di bumi ini.
“Jadi saat itu almarhum sedang dalam patroli bersama anggota yang lain, kemudian mereka istirahat dan membersihkan diri di Kali Kao. Nah saat bersih-bersih almarhum tergelincir dan langsung terbawa arus yang saat itu sangat deras,” kata Ayub kala ditemui di Aula Makodim 1707/Merauke tempat korban disemayamkan, kemarin siang.
Ditambahkan Ayub, selama 6 bulan bertugas menjaga tapal batas RI-PNG di Kabupaten Boven Digoel, korban sehari-hari ‘ngepos’ di Distrik Waropko. Dan patroli yang dilaksanakan korban bersama 7 anggota lainnya saat itu, merupakan kegiatan rutin yang wajib dilaksanakan anggota Satgas Pamtas, dimana tujuannya untuk mengecek keberadaan patok perbatasan, keamanan dan hal-hal penting lainnya. Sayangnya, Tuhan berkehendak lain, sehingga tak disangka patroli yang digelar korban bersama rekan-rekannya itu adalah patroli terakhir yang dilakoni korban.
“Ya kembali lagi ini namanya musibah. Kita tidak bisa menghindar ketika itu sudah ditetapkan Sang Khalik,” tegasnya.
Sementara itu jenazah Pratu M Manurung usai ditemukan langsung dievakuasi menggunakan pesawat Heli TNI AD dari Distrik Waropko sekitar pukul 14.00 Wit dan tiba di Bandara Mopah Merauke pukul 15.15Wit. Setibanya di bandara, Pratu Manurung yang sudah dikemas dalam peti jenazah berbalut bendera Merah Putih itu diterima dalam upacara militer. Tampak Dandim 1707/Merauke Letkol Inf Dedi Hardono, para kepala seksi dan sejumlah perwira Korem 174/Anim Ti Waninggap kala menerima kedatangan peti jenazah Pratu Manurung.
Sampai berita ini diturunkan, jenazah Pratu Manurung masih disemayamkan di aula Makodim 1707/Merauke. Dan rencananya, Jumat (1/2) pagi ini, jenazah Pratu Manurung akan diberangkatkan menggunakan pesawat Lion Air ke kampung halaman di Medan, Sumatrea Utara untuk dikebumikan.(lea/don/lo1)
“Ya kembali lagi ini namanya musibah. Kita tidak bisa menghindar ketika itu sudah ditetapkan Sang Khalik,” tegasnya.
Sementara itu jenazah Pratu M Manurung usai ditemukan langsung dievakuasi menggunakan pesawat Heli TNI AD dari Distrik Waropko sekitar pukul 14.00 Wit dan tiba di Bandara Mopah Merauke pukul 15.15Wit. Setibanya di bandara, Pratu Manurung yang sudah dikemas dalam peti jenazah berbalut bendera Merah Putih itu diterima dalam upacara militer. Tampak Dandim 1707/Merauke Letkol Inf Dedi Hardono, para kepala seksi dan sejumlah perwira Korem 174/Anim Ti Waninggap kala menerima kedatangan peti jenazah Pratu Manurung.
Sampai berita ini diturunkan, jenazah Pratu Manurung masih disemayamkan di aula Makodim 1707/Merauke. Dan rencananya, Jumat (1/2) pagi ini, jenazah Pratu Manurung akan diberangkatkan menggunakan pesawat Lion Air ke kampung halaman di Medan, Sumatrea Utara untuk dikebumikan.(lea/don/lo1)