MERAUKE,-Kepala UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Merauke Toni Kasih Pratondo mengemukakan bahwa kegiatan yang terkait dengan program percontohan Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal (PAUDNI) berkarakter memang lebih mengutamakan kepada peserta dari tenaga pengajar di lingkup PAUD yang tidak memilki latar belakang atau kualifikasi pendidikan.
Namun mereka-mereka ini meskipun hanya memiliki ijazah SMA/SMK tetapi sudah terpanggil untuk dapat mendidik anak-anak di PAUD. Beda halnya jika memang sudah memiliki kualifikasi pendidikan guru TK sehingga segala hal yang terkait dengan perangkat tentunya sudah dimiliki dan diketahui dengan jelas. Untuk itu pihak SKB berupaya memfasilitasi dengan mengadakan pelatihan, baik bagi peserta yang fokus di bidang tata boga maupun yang perhotelan.
“Jadi mereka akan mendapatkan sertifikat karena di samping memiliki kualifikasi juga harus punya sertifikat,”ujarnya kepada ARAFURA News di SKB belum lama ini.
Menurut Toni, jika hanya lulusan SMA maka para pengajar PAUD akan terkendala dalam proses belajar mengajar dan tentunya akan ketinggalan dari rekan-rekan mereka yang lain karena yang lain sudah tergolong lancar. Apalagi di lingkup PAUD akan dievaluasi oleh penilik seperti halnya untuk di lingkup SD, SMP, SMA dimana ada yang disebut dengan pengawas.
Oleh sebab itu untuk menghindari kesulitan dari pengajar di PAUD maka perlu diberikan dasar-dasar pembuatan perangkat yang benar agar tidak ada masalah dalam mengajar.
Ia menambahkan, kegiatan berlangsung selama tiga hari dan dilakukan pula observasi guna melihat sejumlah PAUD yang dinilai sudah berjalan baik. Antara lain ke PAUD Kalam Kudus dan Permata Hati karena kedua PAUD ini sudah mulai berkembang.
Selain itu dinilai memiliki latar belakang pendidikan agama yang cukup kuat sehingga mampu membentuk karakter anak. Kegiatan ini merupakan program kegiatan percontohan untuk SKB bekerja sama dengan pihak PPAUD terkait dengan pengembangan model. Adapun jumlah peserta yang dilibatkan pada kegiatan kali ini sebanyak 30 PAUD karena jumlahnya memang sangat terbatas untuk mengikuti pelatihan ini.
Khusus untuk tata boga dan perhotelan dikenal dengan istilah PKA yang menjadi bekal bagi anak-anak yang mengikuti wadah paket, terutama mereka yang pengangguran serta yang putus sekolah. Saat ini kegiatan memang masih fokus di wilayah Merauke namun ke depan diharapkan pengembangannya bisa meluas hingga ke kawasan distrik.
Selama kegitan peserta PAUD dibimbing bagaimana membuat perangkat pembelajaran sebagai guru PAUD sehingga harus memahami dengan baik. Pasalnya, di lingkup PAUD anak-anak istilahnya tengah berada pada kategori usia emas sehingga jika gurunya tidak memiliki perangkat yang baik maka dikuatirkan akan mengajar asal-asalan saja. (iis)
Namun mereka-mereka ini meskipun hanya memiliki ijazah SMA/SMK tetapi sudah terpanggil untuk dapat mendidik anak-anak di PAUD. Beda halnya jika memang sudah memiliki kualifikasi pendidikan guru TK sehingga segala hal yang terkait dengan perangkat tentunya sudah dimiliki dan diketahui dengan jelas. Untuk itu pihak SKB berupaya memfasilitasi dengan mengadakan pelatihan, baik bagi peserta yang fokus di bidang tata boga maupun yang perhotelan.
“Jadi mereka akan mendapatkan sertifikat karena di samping memiliki kualifikasi juga harus punya sertifikat,”ujarnya kepada ARAFURA News di SKB belum lama ini.
Menurut Toni, jika hanya lulusan SMA maka para pengajar PAUD akan terkendala dalam proses belajar mengajar dan tentunya akan ketinggalan dari rekan-rekan mereka yang lain karena yang lain sudah tergolong lancar. Apalagi di lingkup PAUD akan dievaluasi oleh penilik seperti halnya untuk di lingkup SD, SMP, SMA dimana ada yang disebut dengan pengawas.
Oleh sebab itu untuk menghindari kesulitan dari pengajar di PAUD maka perlu diberikan dasar-dasar pembuatan perangkat yang benar agar tidak ada masalah dalam mengajar.
Ia menambahkan, kegiatan berlangsung selama tiga hari dan dilakukan pula observasi guna melihat sejumlah PAUD yang dinilai sudah berjalan baik. Antara lain ke PAUD Kalam Kudus dan Permata Hati karena kedua PAUD ini sudah mulai berkembang.
Selain itu dinilai memiliki latar belakang pendidikan agama yang cukup kuat sehingga mampu membentuk karakter anak. Kegiatan ini merupakan program kegiatan percontohan untuk SKB bekerja sama dengan pihak PPAUD terkait dengan pengembangan model. Adapun jumlah peserta yang dilibatkan pada kegiatan kali ini sebanyak 30 PAUD karena jumlahnya memang sangat terbatas untuk mengikuti pelatihan ini.
Khusus untuk tata boga dan perhotelan dikenal dengan istilah PKA yang menjadi bekal bagi anak-anak yang mengikuti wadah paket, terutama mereka yang pengangguran serta yang putus sekolah. Saat ini kegiatan memang masih fokus di wilayah Merauke namun ke depan diharapkan pengembangannya bisa meluas hingga ke kawasan distrik.
Selama kegitan peserta PAUD dibimbing bagaimana membuat perangkat pembelajaran sebagai guru PAUD sehingga harus memahami dengan baik. Pasalnya, di lingkup PAUD anak-anak istilahnya tengah berada pada kategori usia emas sehingga jika gurunya tidak memiliki perangkat yang baik maka dikuatirkan akan mengajar asal-asalan saja. (iis)

Artikel 