MERAUKE – Subsidi air bersih yang diberikan Pemerintah Kabupaten Merauke untuk warga miskin selama ini, dinilai tidak tepat sasaran. Pasalnya, subsidi yang seharusnya diperuntukan bagi kaum tidak berpunya ini, justru kebalikannya dirasakan oleh mereka yang berangkat dari masyarakat ekonomi menengah dan para pejabat.
“Ini kan lucu, subsidi yang harusnya untuk masyarakat miskin malah yang rasakan subsidi itu pejabat dan masyarakat menengah ke atas,” ungkap Ketua Komisi A DPRD Merauke Dominikus Ulukyanan kepada Bintang Papua, di ruang Komisi A, Senin (29/10). Meski tidak menyebutkan jumlah subsidi yang digelontorkan Pemkab Merauke kepada PT Wedu selaku pengelola air bersih untuk subsidi itu diberikan kepada masyarakat miskin. Namun menurut Domin, berdasarkan kenyataan di lapangan, yang menikmati air bersih selama ini adalah bukan masyarakat miskin.
“Air bersih tidak mengalir ke rumah masyarakat miskini, tetapi ke rumah pejabat dan warga kelas atas. Justru mereka (warga miskin) nikmati air sumur bor. Contohnya saja warga miskin di sekitar pintu air, mana mereka dapat air bersih, yang ada mereka justru minum, makan dan mandi serta segala-galanya dari air sumur bor yang ada. Nah dengan sistem seperti ini memprihatinkan sekali,” ucapnya. Sebagai solusi agar masyarakat miskin bisa menikmati air bersih sebagaimana yang dirasakan warga lainnya, Domin menyarankan agar Pemerintah membuat penampungan atau bak air minum di lingkungan tempat warga bersangkutan bermukim.
“Saya rasa membuat (bak penampungan) lebih bermanfaat ketimbang subsidi air seperti yang sudah berlaku selama ini. Toh warga yang berhak justru tidak dapat, air tidak mengalir di pipa mereka. Jadi lebih baik cari solusi yang lebih bermanfaat dan tepat sasaran,” tandasnya. (lea/achi/LO1)