MERAUKE – Aksi pemalangan sekolah kembali terjadi di Kabupaten Merauke. Kali ini pemalangan yang dilakukan pemilik hak ulayat di Distrik Okaba, Kabupaten Merauke, tidak tanggung-tanggung menjadikan tiga sekolah menjadi lahan pemalangan. Akibatnya, aktifitas belajar mengajar di tiga sekolah tersebut lumpuh total.
Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Merauke, Dominikus Ulukianan menjelaskan, tiga sekolah yang dipalang itu masing-masing, SD kampung Kaliki, SD Kampung Alatep, dan SMP kampung Wambi. Pemalang itu sudah terjadi sejak dua pekan lalu.
“Ini sudah masuk minggu ke-3, dan kami dari Komisi A yang membidangi pendidikan sudah turun langsung ke sana tapi memang belum ada penyelasaian, karena mereka sampaikan dari piha dinas sendiri belum turun ke sana,” ungkap Dominikus kepada Bintang Papua di ruang Komisi A DPRD Merauke, Senin (22/10) kemarin.
Menurut Dominikus, Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka MT cukup terkejut ketika mendengar informasi pemalangan ini. Pasalnya, sambung Dominikus, ditengah geliatnya Pemkab Merauke memprioritaskan masalah pendidikan bagi orang asli Papua, pemalangan sekolah harus hadir di saat-saat seperti ini.
“Intinya saat ini kami semua lagi perjuangkan masalah sekolah bagi anak-anak asli Papua. Dan pemalangan ini kan sama saja menjadi penghambat program yang dicetuskan Bupati Merauke,” terangnya miris.
Dikaitkan dengan sederet aksi pemalangan sekolah yang terjadi belakangan ini terhadap gedung sekolah di Kabupaten Merauke, politisi asal Partai Golkar ini tak menampik soal itu. Ia mencontohkan seperti pemalangan yang terjadi di SD YPK Tomerauw, namun sudah diakhiri karena sedang dalam proses penyelesaian.
“Dengan pemalangan praktis menggangu proses belajar mengajar. Saya ini mantan guru dan saya tahu persis ketika pemalangan itu sampai terjadi, bagaimana dampak bagi anak-anak yang bersekolah. Karena itu kami berharap pemalangan ini bias selekasnya dituntaskan oleh Pemerintah agar jangan menjadi momok bagi pendidikan disini,” tandasnya. (lea/achi/LO1)

Artikel 