MERAUKE-Diduga karena kecewa dan putus asa akibat sang pacar tidak ingin menikahinya, sedangkan dirinya (korban) sudah hamil, membuat seorang mahasiswi di Merauke berinisial VY, nekat bunuh diri. Dia diduga mengakhiri hidupnya dengan mengkonsumsi obat malaria dan obat-obatan lainnya.
Saat keluarga korban dan sang pacar dipertemukan di Sentra Pelayanan Kemasyarakatan (SPK) Polres Merauke, Rabu (22/2), terungkap jika pacar korban diduga tidak mau bertanggung jawab karena pacar korban sendiri mengaku sudah punya istri dan anak.
‘’Jadi dia kecewa dan putus asa karena laki-laki permainkan dia dan kurang memperhatikan anak kami. Karena katanya dia (pacar korban) sudah punya istri dan anak. Itu yang membuat dia sangat kecewa dan putus asa,’’ kata kakek korban.
Keluarga korban kemudian membawa surat-surat cinta, HP milik korban yang berisi foto bareng maupun melalui pesan singkat SMS antara korban dan sang pacar. Sementara pihak keluarga pacar korban tidak menampik jika antara korban dengan pacarnya tersebut sebut selama ini dekat.
‘’Tapi apakah data ini bisa dijadikan sebagai fakta hukum. Silakan. Kalau selama ini mereka dekat dan pacaran saya tidak bantah,’’ kata keluarga pacar korban. Korban sendiri, menurut keluarga korban mengambil jalan pintas Senin (20/2) sekitar pukul 14.00 WIT. Obat tersebut diambil dari tempat penyimpanan obat di rumah korban di Kelurahan Kelapa Lima Merauke.
Bahkan sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir, ayah korban yang berada di tempat kerja langsung kembali ke rumah dan masih sempat memangku anaknya tersebut hingga korban menghela nafas terakhir. Setelah melalui pembicaraan yang cukup panjang, akhirnya kedua belah pihak menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan dimana keluarga korban meminta uang duka sebesar Rp 5 juta yang dibayar dalam waktu 2 bulan sejak kesepakatan kedua belah pihak tersebut.
Kapolres Merauke AKBP Djoko Prihadi, SH melalui Kasubag Humas AKP Andy Makanuay dikonfirmasi membenarkan kesepakatan kedua belah pihak. (ulo/nan)
Saat keluarga korban dan sang pacar dipertemukan di Sentra Pelayanan Kemasyarakatan (SPK) Polres Merauke, Rabu (22/2), terungkap jika pacar korban diduga tidak mau bertanggung jawab karena pacar korban sendiri mengaku sudah punya istri dan anak.
‘’Jadi dia kecewa dan putus asa karena laki-laki permainkan dia dan kurang memperhatikan anak kami. Karena katanya dia (pacar korban) sudah punya istri dan anak. Itu yang membuat dia sangat kecewa dan putus asa,’’ kata kakek korban.
Keluarga korban kemudian membawa surat-surat cinta, HP milik korban yang berisi foto bareng maupun melalui pesan singkat SMS antara korban dan sang pacar. Sementara pihak keluarga pacar korban tidak menampik jika antara korban dengan pacarnya tersebut sebut selama ini dekat.
‘’Tapi apakah data ini bisa dijadikan sebagai fakta hukum. Silakan. Kalau selama ini mereka dekat dan pacaran saya tidak bantah,’’ kata keluarga pacar korban. Korban sendiri, menurut keluarga korban mengambil jalan pintas Senin (20/2) sekitar pukul 14.00 WIT. Obat tersebut diambil dari tempat penyimpanan obat di rumah korban di Kelurahan Kelapa Lima Merauke.
Bahkan sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir, ayah korban yang berada di tempat kerja langsung kembali ke rumah dan masih sempat memangku anaknya tersebut hingga korban menghela nafas terakhir. Setelah melalui pembicaraan yang cukup panjang, akhirnya kedua belah pihak menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan dimana keluarga korban meminta uang duka sebesar Rp 5 juta yang dibayar dalam waktu 2 bulan sejak kesepakatan kedua belah pihak tersebut.
Kapolres Merauke AKBP Djoko Prihadi, SH melalui Kasubag Humas AKP Andy Makanuay dikonfirmasi membenarkan kesepakatan kedua belah pihak. (ulo/nan)