INILAH.COM, Jakarta – Prospek karet yang menarik karena harga karet dunia yang luar biasa memicu pemerintah untuk menanam karet dalam lahan Food Estate di Merauke, Papua.
Deputi Industri Primer Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Megananda Daryono mengatakan, lahan sekitar 10 ribu selain untuk kelapa sawti juga akan ditanam karet. Pemerintah berencana untuk masuk ke karet karena harga karet dunia yang luar biasa. Saat ini, hanya Indonesia dan Thailand yang memiliki tanaman karet.
“Yang punya karet sekarang tinggal Indonesia dan Thailand sehingga harga karet akan tinggi. Kebutuhan tidak mungkin hanya untuk mobil dan lain-lain tapi akan meningkat. Kita beruntung PTPN masih mempertahankan sebagian lahannya untuk karet,” ujar Megananda di Jakarta, akhir pekan ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini lahan untuk karet masih sedikit dan masih sekitar 10 ribu hektar lahan karet di Jambi. Pemerintah akan mulai menanam karet pada 2011. Megananda menuturkan, produksi karet membutuhkan waktu 4-5 tahun. Selain itu, prospek karet pun masih bagus ke depan. Bila pemerintah mendapatkan lahan sekitar 30-40 ribu hektar lahan maka pemerintah akan menanam karet. “Yang di Jambi itu luas lahannya sekitar 10 ribu hektar untuk karet dan itu untuk pertama kali. Kalau ada lahan lagi kita akan tanam lagi,” kata Megananda.
Seperti diketahui, BUMN akan mengembangkan Food Estate di sejumlah daerah di Indonesia. Megananda mengatakan, BUMN Perkebunan dan BUMN pupuk akan bekerjasama dengan PT Sang Hyang Seri. “Sekarang kita sedang mencoba di pertanian Sang Hyang Sri di Sukamandi seluas 3000 hektar. Kita ingin mengembangkan food estate itu,” tutur Megananda.
Megananda menuturkan, BUMN kesulitan untuk mendapatkan lahan. Pemerintah berencana mencari lahan lewat pemerintah daerah dan kemungkinan bisa dapat sedikit di Kalimantan. “Tapi umumnya pemda mengembangkan lahan itu untuk perkebunan. misalkan kita mungkin dapat pemda Kalimantan Barat tapi angka pastinya belum tau. tapi sekitar 10ribu adalah. Nah itu untuk sawit. pokoknya sekarang asal ada lahan, setidaknya 10ribu untuk satu pabrik itu kita akan bangun,” kata Megananda. [mre]
Sumber : ekonomi.inilah.com/H1L, 31 Januari 2011