Tinggi Gelombang Mulai 3 Hingga 6 Meter
MERAUKE—Kantor Administrasi Pelabuhan Kabupeten Merauke, meminta semua nelayan setempat yang beroperasi di perairan Merauke, baik Arafura dan sekitarnya mewaspadai cuaca ekstrim.
Kepala Adpel Merauke, Hengky Mainassy kepada wartawan, Kamis (2/1) mengatakan, akhir-akhir ini cuaca ekstrim tengah melanda perairan Merauke, gelombang tinggi sekitar empat meter tiba-tiba muncul.
“Gelombang diperairan Merauke jika mencapai empat meter sangat membahayakan nelayan lokal, karena mereka masih menggunakan perahu tradisional dengan ukuran sederhana, juga tidak dilengkapi sarana keselamatan kapal yang memadai,”katanya.
Hengky mengakui sejak tanggal 29 Januari lalu, pihaknya sudah menerbitkan surat imbauan kepada para nelayan untuk sementara menunda aktivitas melautnya. Pasalnya, selama ini Adpel selalu bekerjasama dengan BMKG baik Merauke maupun Jayapura terkait dengan kondisi cuaca di laut. Sebab itu, lanjutnya, berkaitan dengan cuaca estrem di perairan Merauke, maka sementara ini nelayan diminta jangan melaut sebelum kondisi kembali normal.
“Intinya kami bukan melarang, tapi hanya mengimbau dan menunda keberangkatan kapal-kapal, khususnya yang beratnya di bawah 500 tonase. Ini demi keselamatan mereka,”terangnya.
Menurutnya nelayan bisa kembali beraktivitas jika pihak BMKG sudah memberikan laporan soal kondisi normal di perairan.
“Kalau sudah normal, bisa kembali melaut. Memang kalau dalam keadaan begini, yang jadi pertimbangan adalah masalah keuangan karena mata pencaharian mereka hanya sebagai nelayan. Tetapi masalah keselamatan juga harus diperhatikan, karena caca ekstrim sangat membahayakan nelayan saat menjaring ikan,”ucapnya bijak.
Hengky juga mengakui masalah kecelakaan di laut, dimana rata-rata terjadi bagi kapal yang akan masuk ke Merauke, bukan ke luar Merauke. Pasalnya, untuk kapal-kapal yang berada di kolam syah Bandar Merauke selalu dalam pengawasan jika kondisi cuaca di laut sedang ekstrem.
“Jadi perlu diingat bahwa kecelakaan yang acapkali terjadi itu biasanya kapal-kapal yang akan masuk ke sini, bukan yang akan ke luar. Karena kami selalu pastikan bahwa dengan kondisi seperti ini, kami selalu mengimbau untuk mereka tidak berlayar dulu,”akunya kondisi laut yang mengganas ini belum bisa diprediksi kapan kembali normal.
Sementara itu Kepala BMKG Stasion Bandara Mopah, George Mahubessy mengakui saat ini kondisi cuaca di perairan sedang ekstrem dimana ketinggian gelombang mulai 3 hingga 6 meter. Dengan demikian, kata George, kondisi tersebut menjadi warning keras bagi para nelayan yang ingin melaut serta aktivitas pelayaran lainnya.
“Untuk hari ini dan beberapa hari ke depan kondisi cuaca di laut cukup berbahaya bagi aktivitas melaut. Entah itu yang ingin berlayar di pesisir atau laut Arafura, baik Selatan maupun Barat, tinggi cuaca mencapai 3 hingga 6 meter. Jadi diminta untuk hati-hati saja,”terangnya.
Menurutnya kondisi seperti ini masih terus terjadi hingga tiga hari kedepan. Bahkan, tambahnya, gelombang yang sebelumnya hanya terjadi di wilayah pesisir Selatan, kini sudah meluas ke psisir Barat, bahkan perairan Maluku Tenggara.
“Apalagi anginnya juga cukup kencang, jadi kalau bisa bagi kapal-kapal kecil atau perahu tradisional jangan dulu melaut,”sarannya seraya menutupi. (lea/roy/LO1)
MERAUKE—Kantor Administrasi Pelabuhan Kabupeten Merauke, meminta semua nelayan setempat yang beroperasi di perairan Merauke, baik Arafura dan sekitarnya mewaspadai cuaca ekstrim.
Kepala Adpel Merauke, Hengky Mainassy kepada wartawan, Kamis (2/1) mengatakan, akhir-akhir ini cuaca ekstrim tengah melanda perairan Merauke, gelombang tinggi sekitar empat meter tiba-tiba muncul.
“Gelombang diperairan Merauke jika mencapai empat meter sangat membahayakan nelayan lokal, karena mereka masih menggunakan perahu tradisional dengan ukuran sederhana, juga tidak dilengkapi sarana keselamatan kapal yang memadai,”katanya.
Hengky mengakui sejak tanggal 29 Januari lalu, pihaknya sudah menerbitkan surat imbauan kepada para nelayan untuk sementara menunda aktivitas melautnya. Pasalnya, selama ini Adpel selalu bekerjasama dengan BMKG baik Merauke maupun Jayapura terkait dengan kondisi cuaca di laut. Sebab itu, lanjutnya, berkaitan dengan cuaca estrem di perairan Merauke, maka sementara ini nelayan diminta jangan melaut sebelum kondisi kembali normal.
“Intinya kami bukan melarang, tapi hanya mengimbau dan menunda keberangkatan kapal-kapal, khususnya yang beratnya di bawah 500 tonase. Ini demi keselamatan mereka,”terangnya.
Menurutnya nelayan bisa kembali beraktivitas jika pihak BMKG sudah memberikan laporan soal kondisi normal di perairan.
“Kalau sudah normal, bisa kembali melaut. Memang kalau dalam keadaan begini, yang jadi pertimbangan adalah masalah keuangan karena mata pencaharian mereka hanya sebagai nelayan. Tetapi masalah keselamatan juga harus diperhatikan, karena caca ekstrim sangat membahayakan nelayan saat menjaring ikan,”ucapnya bijak.
Hengky juga mengakui masalah kecelakaan di laut, dimana rata-rata terjadi bagi kapal yang akan masuk ke Merauke, bukan ke luar Merauke. Pasalnya, untuk kapal-kapal yang berada di kolam syah Bandar Merauke selalu dalam pengawasan jika kondisi cuaca di laut sedang ekstrem.
“Jadi perlu diingat bahwa kecelakaan yang acapkali terjadi itu biasanya kapal-kapal yang akan masuk ke sini, bukan yang akan ke luar. Karena kami selalu pastikan bahwa dengan kondisi seperti ini, kami selalu mengimbau untuk mereka tidak berlayar dulu,”akunya kondisi laut yang mengganas ini belum bisa diprediksi kapan kembali normal.
Sementara itu Kepala BMKG Stasion Bandara Mopah, George Mahubessy mengakui saat ini kondisi cuaca di perairan sedang ekstrem dimana ketinggian gelombang mulai 3 hingga 6 meter. Dengan demikian, kata George, kondisi tersebut menjadi warning keras bagi para nelayan yang ingin melaut serta aktivitas pelayaran lainnya.
“Untuk hari ini dan beberapa hari ke depan kondisi cuaca di laut cukup berbahaya bagi aktivitas melaut. Entah itu yang ingin berlayar di pesisir atau laut Arafura, baik Selatan maupun Barat, tinggi cuaca mencapai 3 hingga 6 meter. Jadi diminta untuk hati-hati saja,”terangnya.
Menurutnya kondisi seperti ini masih terus terjadi hingga tiga hari kedepan. Bahkan, tambahnya, gelombang yang sebelumnya hanya terjadi di wilayah pesisir Selatan, kini sudah meluas ke psisir Barat, bahkan perairan Maluku Tenggara.
“Apalagi anginnya juga cukup kencang, jadi kalau bisa bagi kapal-kapal kecil atau perahu tradisional jangan dulu melaut,”sarannya seraya menutupi. (lea/roy/LO1)