Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya.
UPDATE!! Berita di Radar Merauke dapat dibaca langsung lewat Smartphone Android! Baca fiturnya DISINI atau Download aplikasinya disini : LINK Download Android RadarMeraukeCom.APK !!! Baca berita Via Opera Mini Atau Browser Handphone (Blackberry/Iphone/Symbian) : http://www.radarmerauke.com/?m=1 .

Thursday, 23 February 2012

Bincang-bincang dengan Seorang Dukun Beranak ‘Mama Magdelana’ di Kampung Yanggandur Lebih Senang Disebut Tenaga Penolong daripada Bidan Beranak



Profesi dukun beranak masih punya tempat istimewa di banyak masyarakat Indonesia terutama di perkampungan seperti Kampung Yanggandur, Distrik Sota, Kabupaten Merauke. Meski sudah ada bidan yang ditunjuk Dinas Kesehatan setempat di kampung perbatasan RI-PNG itu, namun penduduk kampung yang notabene kaum ibu lebih suka menggunakan jasa dukun beranak untuk proses persalinan mereka. Apa alasannya? Berikut bincang-bincangnya dengan Bintang Papua.

Lidya Salmah Ahnazsyiah- Merauke


Dukun adalah seorang perempuan yang diakui oleh masyarakat dalam mendampingi ibu hamil, pertolongan persalinan serta perawatan bayi baru lahir secara spiritual. Dan hal itu yang selama puluhan tahun dilakukan Magdalena Ndiken (50) atau biasa disapa Mama Magda kepada kaum ibu di kampung tempat ia tinggal. Meski dikenal sebagai dukun beranak di Kampung Yanggandur itu, namun Mama Magda, tetap enggan menyandang predikat sebagai dukun beranak, melainkan ia lebih senang dan layik disebut tenaga penolong ibu melahirkan di kampungnya.
“Jadi mama ini sebenarnya bukan dukun beranak, hanya tenaga penolong saja,”katanya meluruskan ketika membuka obrolan dengan wartawan media ini di Yanggandur, Selasa (21/2) pagi.
Mama Magda yang Senin pagi itu ditemani sang suami, Agustinus Sanggra (Sekretaris Kampung Yanggandur), kakak perempuannya Modesta Ndiken dan menantu perempuannya bernama Opiana Mayoa, tengah duduk santai di para-para (tempat duduk dari kayu, red) di depan rumahnya. Sembari menyirih, Mama Magda bercerita panjang lebar soal awal mulanya ia terjun membantu kaumnya dalam proses melahirkan. Ia berkisah, menolong ibu melahirkan sudah dilakukan sejak ia menikah dan menetap bersama sang suami di Yanggandur, lantaran masyarakat pada umumnya yang tinggal di perkampungan lebih mempercayakan dukun untuk membantu proses persalinannya.
“Jadi untuk dukun beranak sendiri sebenarnya sudah turun temurun. Dan mama sendiri pun melahirkan bukan melalui proses bersalin di rumah sakit atau tenaga bidan, tapi lebih kepada dukun,” jelasnya sembari menyeka percikan pinang di sekitar mulutnya.
Hingga sekarang pun masyarakat masih menjagokan tenaga penolong bersalin seperti dirinya. Meski sudah ada seorang bidan yang ditugaskan sejak Puskesmas Pembantu Yanggandur di bangun tahun 2007, namun kemampuannya masih tetap diandalkan. Apa sebabnya? Mama Magda menjawab dengan berbagai fakta yang ada di lapangan, dimana kendati bidan sudah ditugaskan, namun kehadiran bidan tersebut rupanya tidak intensif seperti yang diharapkan masyarakat. Begitupun dengan peran bidan bersangkutan yang dinilai masyarakat, yakni sedikit apatis dengan penduduk yang didominasi warga pribumi.

Bintang papua
Share on :
Silahkan berikan komentar melalui Facebook. Jangan lupa login dulu melalui akun facebook anda. Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel atau berita yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan radarmerauke.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Ditulis Oleh : ~ Portal Berita Merauke

Artikel Bincang-bincang dengan Seorang Dukun Beranak ‘Mama Magdelana’ di Kampung Yanggandur Lebih Senang Disebut Tenaga Penolong daripada Bidan Beranak ini diposting oleh Portal Berita Merauke pada hari Thursday, 23 February 2012. Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.
 
© Copyright RadarMerauke.com | Portal Berita Merauke @Since 2008 - 2013 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Owner Template | Published by Owner Template and Owner
WWW.RADARMERAUKE.COM - PORTAL BERITA MERAUKE
( www.radarmerauke.me | www.radarmerauke.asia | Email : radarmerauke@gmail.com | radarmerauke@yahoo.com )

Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Bintang Papua, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, suluhpapua, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.