Selama kurang lebih empat tahun, Kepala Sekolah SD YPK Koensi, Matheus Bingwin menghilang dan tidak melaksanakan tugas sebagai seorang guru di sekolah tersebut. Akibatnya, para murid-murid telantar terutama murid kelas VI yang harus mempersapkan diri mengikuti ujian.
Demikian diungkapkan Kepala Kampung Koensi, Penihas A. Salohe yang ditemui Papua Pos di Kantor Bupati Merauke, Rabu (27/5) kemarin. “Kami sudah melaporkan hal itu berulang kali ke Dinas Pendidikan Sekolah Dasar, namun belum diresponi maka dari itu perlu dilaporkan Wakil Bupati Merauke, Drs. Waryoto, M.Si,” ungkapnya.
Menurutnya, selama ini para murid SD YPK Koensi hanya mendapatkan ilmu dari salah seorang guru yang telah lama mengabdikan diri. Hal itu mengakibatkan kegiatan belajar mengajar tidak berjalan optimal, lantaran harus membagi waktu untuk mengajar dari kelas I-VI.
“Terus terang, saya prihatin melihat keberadaan anak-anak di kampung yang tidak mendapatkan pendidikan secara baik, seperti yang ada di daerah atau tempat lain,” katanya.
Ditanya apakah Kepsek tersebut pernah mengabdikan diri di SD YPK Koensi, Penihas mengungkapkan, hanya sekitar sebulan dan setelah itu menghilang tanpa alasan jelas sehingga terus ditanya oleh para orangtua maupun anak didik sendiri.(frans)
Sumber : Papua Pos
Demikian diungkapkan Kepala Kampung Koensi, Penihas A. Salohe yang ditemui Papua Pos di Kantor Bupati Merauke, Rabu (27/5) kemarin. “Kami sudah melaporkan hal itu berulang kali ke Dinas Pendidikan Sekolah Dasar, namun belum diresponi maka dari itu perlu dilaporkan Wakil Bupati Merauke, Drs. Waryoto, M.Si,” ungkapnya.
Menurutnya, selama ini para murid SD YPK Koensi hanya mendapatkan ilmu dari salah seorang guru yang telah lama mengabdikan diri. Hal itu mengakibatkan kegiatan belajar mengajar tidak berjalan optimal, lantaran harus membagi waktu untuk mengajar dari kelas I-VI.
“Terus terang, saya prihatin melihat keberadaan anak-anak di kampung yang tidak mendapatkan pendidikan secara baik, seperti yang ada di daerah atau tempat lain,” katanya.
Ditanya apakah Kepsek tersebut pernah mengabdikan diri di SD YPK Koensi, Penihas mengungkapkan, hanya sekitar sebulan dan setelah itu menghilang tanpa alasan jelas sehingga terus ditanya oleh para orangtua maupun anak didik sendiri.(frans)
Sumber : Papua Pos