Sungguh paradoks yang terjadi di Zimbabwe ini. Di kala negara berkubang krisis politik, kehancuran ekonomi superparah, dan penyakit kolera akut, para pemimpinnya justru hidup mewah dan bergelimang harta. Setelah Presiden Robert Mugabe baru-baru ini ketahuan memiliki rumah mewah di permukiman elite Hongkong, kini giliran Wakil Presiden Joyce Mujuru yang membuat sensasi.
Dia ketahuan hendak menjual emas. Bukan hanya satu atau dua kilogram, melainkan 3,7 ton. Wow! Apesnya, emas sebanyak itu gagal terjual.
Mujuru memang tak menjual sendiri emas ribuan kilogram itu. Dia bersekongkol dengan anak perempuannya, Nyasha, dan sang menantu berkebangsaan Spanyol, Pedro del Campo. Merekalah yang disuruh Mujuru menawarkan dan bersepakat dengan dealer emas di luar negeri. Dilaporkan Times Online kemarin (25/2), Nyasha dan Pedro telah menawarkan emas senilai USD 90 juta (sekitar Rp 1,08 triliun) itu ke Firstar Europe Ltd yang bermarkas di Inggris. Berdasar harga pasaran saat ini, harga satu kilogram emas sekitar USD 30.700.
Saat korespondensi dengan Firstar via email pada November lalu, Pedro menawarkan bongkahan emas senilai 3,7 ton dan melampirkan sertifikat keaslian dari Republik Demokratik Kongo. Bukan hanya itu, dia menawarkan berlian senilai USD 15 juta. Namun, berlian tersebut tak dilampiri sertifikat keaslian. Awalnya, Pedro merahasiakan identitas bosnya dan mengaku wakil dari dua perusahaan komoditas; Onesafara International dan Berline Equities Corp. Namun, dari sekian korespondensi, pihak Firstar akhirnya berhasil menyingkap tabir dan terkuaklah bahwa si penjual sebenarnya adalah Mujuru. Begitu tahu bahwa Mujuru terlibat, pihak Firstar membatalkan transaksi dan membeber kasus itu ke media.
”Investigasi kami menunjukkan siapa sebenarnya di balik kesepakatan. Dia itu (Mujuru) sudah menjadi daftar hitam kami. Jadi, ya kami tolak,” urai Bernd Hagamann, presiden Firstar.Hagamann menambahkan, pihaknya tak tertarik membeli emas dari pemimpin negeri yang ribuan rakyatnya meninggal karena kolera itu. Uang hasil penjualan tersebut, lanjut Hagamann, nanti bakal digunakan membeli senjata dan membunuhi rakyat. ”Ini emas berdarah. Orang-orang ini penjahat,” tegas Hagamann. Penolakan transaksi itu berbuah teror. Seseorang di ujung telepon yang mengaku Mujuru mengancam Hagamann. ”Beberapa orang akan mengunjungi rumah Anda. Anda dan putri Anda bakal mendapat masalah,” ancamnya. Meski demikian, Hagamann tak takut. Dia malah balik mengancam, ”Anda yang bakal dapat masalah kalau datang ke Eropa.
Sumber : Net