Dedikasi para guru di daerah terpencil layak diapresiasi. Karena itu, tunjangan khusus untuk mereka terus diperbanyak. Tahun ini, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) mengalokasikan anggaran Rp 486 miliar untuk 30 ribu guru di daerah terpencil. Kasubid Penghargaan dan Perlindungan Guru Dirjen PMPTK Dian Mahsunah mengatakan, tunjangan khusus itu diberikan kepada guru yang bertugas di daerah khusus. Yakni, mereka yang mengajar di daerah terpencil, perbatasan, maupun daerah yang terkena bencana. "Kriteria daerah khusus ditentukan oleh Kementrian Daerah Tertinggal, BPS, maupun pemda setempat," ujarnya.
Pemberian tunjangan itu untuk menarik agar mereka bersedia bertugas di daerah khusus. Disamping itu, bantuan itu dinilai amat penting untuk menyokong kesejahteraan mereka. Apalagi, nilai bantuan yang diberikan tersebut tak sebanding dengan pengabdian mereka untuk memintarkan masyarakat di daerah terpencil yang notabene memiliki latar belakang pendidikan yang tertinggal.Ada lima provinsi dengan jumlah guru terpencil paling banyak. Yakni, Papua dengan jumlah guru 4.542, NTT 2.113, Sulsel 2.000, Jawa Timur 1.712, dan NTB 1.705.
Tiap guru akan mendapat bantuan dana sebesar Rp 16.200.000 per tahun. Bantuan itu diharapkan dapat memotivasi mereka dalam mengentaskan kebodohan di daerah terpencil. Selain itu, bentuk apresiasi diberikan pemerintah kepada mereka dengan menggelar pemilihan guru berdedikasi. Kriteria pemilihan guru berdedikasi antara lain memiliki dedikasi luar biasa untuk masyarakat sekitarnya. "Guru itu tak hanya bersedia ditempatkan di daerah terpencil. Tapi, juga bisa menyadarkan masyarakat sekitar akan pendidikan," ujarnya. Pemilihan guru berdedikasi ditekankan akan peran mereka ditengah masyarakat.
Tiap tahun, kata Dian, pemerintah memberikan penganugerahan kepada mereka. Penghargaan itu diberikan tiap 2 Mei bertepatan dengan Hari Guru. Tahun ini, Depdiknas kembali akan memilih guru berdedikasi. Dirjen PMPTK memberi kebebasan kepada pemda untuk mengirim wakil yang dianggap layak oleh mereka."Selanjutnya, seleksi akan diadakan di tingkat pusat," ungkapnya.
Dian mengatakan, para guru di daerah terpencil layak diperhatikan. Betapa tidak, mereka rela mengajar dengan mengambil waktu tempuh perjalanan selama berjam-jam. Selain itu, lokasi tempat mengajar juga sulit dijangkau. Mereka harus rela naik kapal maupun perahu yang memakan waktu berhari-hari. "Itupun setelah itu mereka belum nyampai. Masih jalan kaki selama berjam-jam untuk sampai ke tujuan," ungkapnya. Karena itu, pihaknya berupaya memberi stimulus kepada mereka yang memiliki dedikasi tinggi terhadap pendidikan. (kit)
Sumber : Cenderawasih Pos
Pemberian tunjangan itu untuk menarik agar mereka bersedia bertugas di daerah khusus. Disamping itu, bantuan itu dinilai amat penting untuk menyokong kesejahteraan mereka. Apalagi, nilai bantuan yang diberikan tersebut tak sebanding dengan pengabdian mereka untuk memintarkan masyarakat di daerah terpencil yang notabene memiliki latar belakang pendidikan yang tertinggal.Ada lima provinsi dengan jumlah guru terpencil paling banyak. Yakni, Papua dengan jumlah guru 4.542, NTT 2.113, Sulsel 2.000, Jawa Timur 1.712, dan NTB 1.705.
Tiap guru akan mendapat bantuan dana sebesar Rp 16.200.000 per tahun. Bantuan itu diharapkan dapat memotivasi mereka dalam mengentaskan kebodohan di daerah terpencil. Selain itu, bentuk apresiasi diberikan pemerintah kepada mereka dengan menggelar pemilihan guru berdedikasi. Kriteria pemilihan guru berdedikasi antara lain memiliki dedikasi luar biasa untuk masyarakat sekitarnya. "Guru itu tak hanya bersedia ditempatkan di daerah terpencil. Tapi, juga bisa menyadarkan masyarakat sekitar akan pendidikan," ujarnya. Pemilihan guru berdedikasi ditekankan akan peran mereka ditengah masyarakat.
Tiap tahun, kata Dian, pemerintah memberikan penganugerahan kepada mereka. Penghargaan itu diberikan tiap 2 Mei bertepatan dengan Hari Guru. Tahun ini, Depdiknas kembali akan memilih guru berdedikasi. Dirjen PMPTK memberi kebebasan kepada pemda untuk mengirim wakil yang dianggap layak oleh mereka."Selanjutnya, seleksi akan diadakan di tingkat pusat," ungkapnya.
Dian mengatakan, para guru di daerah terpencil layak diperhatikan. Betapa tidak, mereka rela mengajar dengan mengambil waktu tempuh perjalanan selama berjam-jam. Selain itu, lokasi tempat mengajar juga sulit dijangkau. Mereka harus rela naik kapal maupun perahu yang memakan waktu berhari-hari. "Itupun setelah itu mereka belum nyampai. Masih jalan kaki selama berjam-jam untuk sampai ke tujuan," ungkapnya. Karena itu, pihaknya berupaya memberi stimulus kepada mereka yang memiliki dedikasi tinggi terhadap pendidikan. (kit)
Sumber : Cenderawasih Pos