Sepanjang Minggu (22/2) kemarin, para Siswa-siswa SMA Negeri 1 Mimika, beramai-ramai mengunjungi RM di Ruang Tahanan Polsek Mimika Baru (Miru). Kedatangan mereka tidak dengan tangan kosong, makanan, air minum dan makanan ringan lainnya pun dibawa dalam kunjungan tersebut. Tidak diketahui jelas apa yang diperbincangkan sang guru dengan para siswa tersebut, tapi jelas susasan keakraban menurut pantawan Radar Timika (Grup Cenderawasih Pos) dari kejauhan terlihat jelas.
Sejak Minggu siang kemarin, di ruang penjagaan Polsek Mimika Baru (Miru), tiga hingga empat siswa datang secara bergantian. Meski dalam kujungannya tidak berlangsung lama, hal ini seakan menunjukkan rasa keprihatinan para siswa terhadap guru olah raga tersebut sangat kental. Diperkirakan kunjungan para siswa ini akan berlangsung selama sang guru di tahan di Rutan Miru. Informasi yang dihimpun di Polsek Miru juga menyebutkan, Sabtu (21/2) hingga malamnya RM juga dikunjungi sebagian rekan-rekan guru dan para siswa.
Rasa keprihatinan siswa ini buntut dari Sabtu (21/2) lalu ketika ratusan siswa menyampaikan aspirasi menuntut sang guru dibebesakan. Penyampain apirasi rencananya akan disampaikan di Kantor DPRD Mimika. Namun karena diberikan pengertian pihak sekolah akhirnya para siswa hanya menyampaikan aspirasi di halaman sekolah, tepatnya depan kantor SMA Negeri 1. Didengar langsung Kapolsek Mimika Baru AKP Lang Gia dan dijaga ketat anggota Unit Perintis Polres Mimika.
Sementara itu, informasi terakhir yang dihimpun Radar Timika dari Polsek Mimika Baru menyebutkan, hingga Minggu sore kemarin, sudah ada surat permintaan penangguhan terhadap tersangka, namun hingga kini belum dijawab, karena oknum guru tersebut masih dalam tahap proses penyelidikan lebih lanjut. Sedangkan sarung tinju yang digunakan kedua siswa sudah diamankan polisi. Kepala sekolah SMAN 1 Mimika, Adnan Wasaraka, Sabtu (21/2) lalu mengatakan, pihaknya belum mengetahui jelas siapa yang menyebarkan video rekaman tersebut.
Kasus ini terkuak, setelah aksi adu jotos menggunakan sarung tinju warna merah itu tersebar di beberapa kalangan warga, termasuk para wartawan bahkan menjadi pemberitaan hangat dibeberapa stasiun Televisi (TV) swasta. Seperti dikeahui akibat beerdarnya video ini, seorang oknum guru berinisial RM yang dinilai tidak prosedural, ditahan. "Tindakan oknum guru ini tidak prosedural,"ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran (P danP) Kabupaten Mimika Ausilius You, S.Pd saat diwawancarai Radar Timika, Sabtu (21/2) usai menggelar pertemuan tertutup dengan Kapolsek Mimika Baru AKP Lang Gia dan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Adnan Wasaraka.
Menurutnya, tindakan tidak prosedural dari oknum guru sebagai kekesalan terhadap pembinaan dua oknum siswi berinisial SR dan BR. Adu jotos memakai sarung tinju, adalah inisiatif dari oknum guru lantaran mengamati kedua siswi yang bersikeras dan sulit didamaikan dari perseteruan itu. Kendati demikian, You tetap menegaskan bahwa tidak seharusnya melalui adu jotos menjadi jalan atau solusi penyelesaian akhir. "Ini yang sangat saya sayangkan. Kepada guru bersangkutan juga akan kami beri sanksi sesuai aturan disiplin guru,"tutur You didampingi Kepala Sekolah SMA Negeri 1, Adnan Wasaraka di ruang kerjanya.
Dimana pihaknya akan meminta kepada pihak yang berwajib agar kasusnya diselesaikan secara internal di lingkup sekolah. Menjawab aksi kekerasan yang pertama terjadi dengan cara seperti ini, tentunya aparat penegak hukum akan menegakan aturan hukum guna membuat jera oknum guru. Hal ini seperti sikap tegas aparat penegak hukum terhadap sejumlah kejadian kekerasan dalam lingkup sekolah di luar Kota Timika yang masih marak sampai saat ini. Terhadap hal tersebut, You tetap akan berkoordinasi sekaligus menghendaki penyelesaian kasusnya secara internal oleh pihaknya.
Atas kejadian ini, You berharap, kejadian ini adalah pertama dan terakhir dan tidak ditiru oleh sekolah lainnya di Timika. Karena ini hanya mencoreng citra pendidikan di Kabupaten Mimika."Saya harap kasus ini tidak terjadi lagi," tutur You.
Ekstrakulikuler Tinju Dihapuskan
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1, Adnan Wasaraka ketika itu juga menjelaskan bahwa, pihak sekolah berharap langkah penyelesaian secara internal. Bahkan pihak sekolah telah bertemu dengan orang tua dari siswi yang bertikai guna menjelaskan persoalan sebenarnya sehingga tidak ada lagi hal lain yang terjadi sebagai buntut dari persoalan dimaksud.
"Saya sudah ketemu dengan orang tua siswi. Termasuk kedua siswi. Mereka tidak masuk karena masih shock. Apalagi kasusnya sudah diekspose," tutur Adnan. Kata Adnan, upaya ini sebagai bentuk pemulihan nama baik dan citra sekolah sehingga tidak berpengaruh di dunia pendidikan selanjutnya oleh siswa-siswi alumni SMA Negeri 1, khusus bagi siswa-siswi kelas 3 yang sebentar lagi menginjak ke jenjang perguruan tinggi.
Mengenai latar belakang kasus, hal ini kembali dijelaskan Adnan bahwa dirinya ketika itu sedang dalam urusan di Polsek terkait dengan temuan barang sekolah yang dicuri oknum warga. Sehingga ia tidak mengetahui pasti kejadian awal. Hanya saja dijelaskan, kasus perseteruan antara dua oknum siswa, SR kelas II dan BR siswi kelas I itu bermula dari luar sekolah. RM, sebagai guru BP-BK SMA Negeri 1, yang mengetahui persoalan yang berbuntut panjang di dalam lingkup sekolah ketika itu telah menyelesaikannya. Akan tetapi ditengarai akibat dendam dan faktor lain, perseteruan antara SR dan BR tidak berhujung selesai.
Kesal dengan sikap dan perilaku kedua siswi, RM mengambil inisiatif diluar dari prosedur yaitu membiarkan kedua siswi saling beradu tonjok. Ironisnya lagi, aksi kedua siswa seolah menjadi tontotan menarik sejumlah siswa dan juga oknum guru lainnya di lapangan basket. Kejadian ini pun disayangkan Adnan. Kepada Radar Timika kemarin, mengenai program kegiatam ekstrakurikuler olah raga tinju, diakuinya baru diperkenalkan kepada siswa. Hal ini karena oknum guru RM memiliki hobi tinju. Apalagi RM dikenal sebagai wasit tinju di setiap pertandingan lokal di Timika. Dengan demikian, Adnan maupun Kadis P dan P sudah menyetujui untuk menghentikan program ekstarkurikuler tinju di sekolah.
Adnan berharap kasus ini tidak panjang, karena ditakutkan akan berdampak terhadap proses belajar mengajar di sekolahnya. "Apalagi guru itu mengajar kelas 3 yang dalam persiapan ujian akhir. Hari ini (kemarin-Red) proses KBM kami tidak berjalan,"tukas Adnan.(eng/lrk)
Sumber : Cenderawasih Pos
Sejak Minggu siang kemarin, di ruang penjagaan Polsek Mimika Baru (Miru), tiga hingga empat siswa datang secara bergantian. Meski dalam kujungannya tidak berlangsung lama, hal ini seakan menunjukkan rasa keprihatinan para siswa terhadap guru olah raga tersebut sangat kental. Diperkirakan kunjungan para siswa ini akan berlangsung selama sang guru di tahan di Rutan Miru. Informasi yang dihimpun di Polsek Miru juga menyebutkan, Sabtu (21/2) hingga malamnya RM juga dikunjungi sebagian rekan-rekan guru dan para siswa.
Rasa keprihatinan siswa ini buntut dari Sabtu (21/2) lalu ketika ratusan siswa menyampaikan aspirasi menuntut sang guru dibebesakan. Penyampain apirasi rencananya akan disampaikan di Kantor DPRD Mimika. Namun karena diberikan pengertian pihak sekolah akhirnya para siswa hanya menyampaikan aspirasi di halaman sekolah, tepatnya depan kantor SMA Negeri 1. Didengar langsung Kapolsek Mimika Baru AKP Lang Gia dan dijaga ketat anggota Unit Perintis Polres Mimika.
Sementara itu, informasi terakhir yang dihimpun Radar Timika dari Polsek Mimika Baru menyebutkan, hingga Minggu sore kemarin, sudah ada surat permintaan penangguhan terhadap tersangka, namun hingga kini belum dijawab, karena oknum guru tersebut masih dalam tahap proses penyelidikan lebih lanjut. Sedangkan sarung tinju yang digunakan kedua siswa sudah diamankan polisi. Kepala sekolah SMAN 1 Mimika, Adnan Wasaraka, Sabtu (21/2) lalu mengatakan, pihaknya belum mengetahui jelas siapa yang menyebarkan video rekaman tersebut.
Kasus ini terkuak, setelah aksi adu jotos menggunakan sarung tinju warna merah itu tersebar di beberapa kalangan warga, termasuk para wartawan bahkan menjadi pemberitaan hangat dibeberapa stasiun Televisi (TV) swasta. Seperti dikeahui akibat beerdarnya video ini, seorang oknum guru berinisial RM yang dinilai tidak prosedural, ditahan. "Tindakan oknum guru ini tidak prosedural,"ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran (P danP) Kabupaten Mimika Ausilius You, S.Pd saat diwawancarai Radar Timika, Sabtu (21/2) usai menggelar pertemuan tertutup dengan Kapolsek Mimika Baru AKP Lang Gia dan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Adnan Wasaraka.
Menurutnya, tindakan tidak prosedural dari oknum guru sebagai kekesalan terhadap pembinaan dua oknum siswi berinisial SR dan BR. Adu jotos memakai sarung tinju, adalah inisiatif dari oknum guru lantaran mengamati kedua siswi yang bersikeras dan sulit didamaikan dari perseteruan itu. Kendati demikian, You tetap menegaskan bahwa tidak seharusnya melalui adu jotos menjadi jalan atau solusi penyelesaian akhir. "Ini yang sangat saya sayangkan. Kepada guru bersangkutan juga akan kami beri sanksi sesuai aturan disiplin guru,"tutur You didampingi Kepala Sekolah SMA Negeri 1, Adnan Wasaraka di ruang kerjanya.
Dimana pihaknya akan meminta kepada pihak yang berwajib agar kasusnya diselesaikan secara internal di lingkup sekolah. Menjawab aksi kekerasan yang pertama terjadi dengan cara seperti ini, tentunya aparat penegak hukum akan menegakan aturan hukum guna membuat jera oknum guru. Hal ini seperti sikap tegas aparat penegak hukum terhadap sejumlah kejadian kekerasan dalam lingkup sekolah di luar Kota Timika yang masih marak sampai saat ini. Terhadap hal tersebut, You tetap akan berkoordinasi sekaligus menghendaki penyelesaian kasusnya secara internal oleh pihaknya.
Atas kejadian ini, You berharap, kejadian ini adalah pertama dan terakhir dan tidak ditiru oleh sekolah lainnya di Timika. Karena ini hanya mencoreng citra pendidikan di Kabupaten Mimika."Saya harap kasus ini tidak terjadi lagi," tutur You.
Ekstrakulikuler Tinju Dihapuskan
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1, Adnan Wasaraka ketika itu juga menjelaskan bahwa, pihak sekolah berharap langkah penyelesaian secara internal. Bahkan pihak sekolah telah bertemu dengan orang tua dari siswi yang bertikai guna menjelaskan persoalan sebenarnya sehingga tidak ada lagi hal lain yang terjadi sebagai buntut dari persoalan dimaksud.
"Saya sudah ketemu dengan orang tua siswi. Termasuk kedua siswi. Mereka tidak masuk karena masih shock. Apalagi kasusnya sudah diekspose," tutur Adnan. Kata Adnan, upaya ini sebagai bentuk pemulihan nama baik dan citra sekolah sehingga tidak berpengaruh di dunia pendidikan selanjutnya oleh siswa-siswi alumni SMA Negeri 1, khusus bagi siswa-siswi kelas 3 yang sebentar lagi menginjak ke jenjang perguruan tinggi.
Mengenai latar belakang kasus, hal ini kembali dijelaskan Adnan bahwa dirinya ketika itu sedang dalam urusan di Polsek terkait dengan temuan barang sekolah yang dicuri oknum warga. Sehingga ia tidak mengetahui pasti kejadian awal. Hanya saja dijelaskan, kasus perseteruan antara dua oknum siswa, SR kelas II dan BR siswi kelas I itu bermula dari luar sekolah. RM, sebagai guru BP-BK SMA Negeri 1, yang mengetahui persoalan yang berbuntut panjang di dalam lingkup sekolah ketika itu telah menyelesaikannya. Akan tetapi ditengarai akibat dendam dan faktor lain, perseteruan antara SR dan BR tidak berhujung selesai.
Kesal dengan sikap dan perilaku kedua siswi, RM mengambil inisiatif diluar dari prosedur yaitu membiarkan kedua siswi saling beradu tonjok. Ironisnya lagi, aksi kedua siswa seolah menjadi tontotan menarik sejumlah siswa dan juga oknum guru lainnya di lapangan basket. Kejadian ini pun disayangkan Adnan. Kepada Radar Timika kemarin, mengenai program kegiatam ekstrakurikuler olah raga tinju, diakuinya baru diperkenalkan kepada siswa. Hal ini karena oknum guru RM memiliki hobi tinju. Apalagi RM dikenal sebagai wasit tinju di setiap pertandingan lokal di Timika. Dengan demikian, Adnan maupun Kadis P dan P sudah menyetujui untuk menghentikan program ekstarkurikuler tinju di sekolah.
Adnan berharap kasus ini tidak panjang, karena ditakutkan akan berdampak terhadap proses belajar mengajar di sekolahnya. "Apalagi guru itu mengajar kelas 3 yang dalam persiapan ujian akhir. Hari ini (kemarin-Red) proses KBM kami tidak berjalan,"tukas Adnan.(eng/lrk)
Sumber : Cenderawasih Pos

Artikel 