Ketegasan Pemkab Merauke dalam hal ini Dinas Pendidikan Dasar untuk memberhentikan guru-guru yang selama 6 bulan berturut-turut tak mengabdi di dunia pendidikan mulai menampakkan hasil.
Hal ini disampaikan Kepala Pendidikan Dasar Kabupaten Merauke Vincentius Mekiuw SSos ketika dikonfirmasi usai Pelantikan 18 Kepala Kampung, bertempat di Gudang Dolog Distrik Tanah Miring, Merauke, Senin (23/2). Dirinya mengatakan, saat ini guru-guru tersebut telah terdata di Dinas Pendidikan Dasar dan tengah dalam tahap pembinaan. Sayangnya, ketika ditanyai jumlah guru dan identitas guru-guru yang akan dipecat, Vincent mengatakan masih bersifat rahasia.”Saat ini masih dalam tahap pembinaan, kalau sampai 6 bulan berturut-turut guru – guru yang bersangkutan tidak merubah perilakunya, maka akan dikenakan sanksi tegas berupa pemecatan,” ungkapnya.
Vincent beralasan, 6 bulan masa pembinaan merupakan suatu jalan keluar yang diambil dikdas sebagai pertimbangan kemanusiaan. Sebabnya, hal ini menyangkut perasaan kredibilitas dan nama baik guru bersangkutan. “Sebagai manusia kami masih punya pertimbangan moril, namun jika tidak diindahkan mau apalagi? Karena yang akan dikorbankan adalah murid-murid. Kita tak akan membiarkan proses ini berjalan terus kan?,” ujarnya.(drie/Merauke)
Sumber : Tabloid Jubi
Hal ini disampaikan Kepala Pendidikan Dasar Kabupaten Merauke Vincentius Mekiuw SSos ketika dikonfirmasi usai Pelantikan 18 Kepala Kampung, bertempat di Gudang Dolog Distrik Tanah Miring, Merauke, Senin (23/2). Dirinya mengatakan, saat ini guru-guru tersebut telah terdata di Dinas Pendidikan Dasar dan tengah dalam tahap pembinaan. Sayangnya, ketika ditanyai jumlah guru dan identitas guru-guru yang akan dipecat, Vincent mengatakan masih bersifat rahasia.”Saat ini masih dalam tahap pembinaan, kalau sampai 6 bulan berturut-turut guru – guru yang bersangkutan tidak merubah perilakunya, maka akan dikenakan sanksi tegas berupa pemecatan,” ungkapnya.
Vincent beralasan, 6 bulan masa pembinaan merupakan suatu jalan keluar yang diambil dikdas sebagai pertimbangan kemanusiaan. Sebabnya, hal ini menyangkut perasaan kredibilitas dan nama baik guru bersangkutan. “Sebagai manusia kami masih punya pertimbangan moril, namun jika tidak diindahkan mau apalagi? Karena yang akan dikorbankan adalah murid-murid. Kita tak akan membiarkan proses ini berjalan terus kan?,” ujarnya.(drie/Merauke)
Sumber : Tabloid Jubi