Saat Hamil, Sang Ibu Sering Mimpi Aneh Sungguh malang nasib yang dialami Fahril. Bayi yang lahir 4 bulan lalu dari pasangan Albar-Agustina Tandi Payung ini sudah harus merasakan pahitnya penderitaan. Bocah laki-laki yang lahir 23 Oktober 2008 lalu melalui operasi caesar itu lahir dalam keadaan tidak sempurna.
Selain lahir dengan bibir sumbing dan bola mata kanannya nampak tergantung keluar, sehingga sang ibu terpaksa harus menutupi dengan secarik kain putih. Tapi yang lebih menyedihkan, kepalanya bayi tak berdosa itu semakin hari semakin besar. Dalam ilmu kedokteran, kondisi ini disebut hydrosepalus. Meskipun kepalanya terus membesar, namun tubuh bayi itu terlihat tetap kecil. Pada kepala yang semakin membesar itu, tampak urat kepalanya berwarna kebiru-biruan dengan rambut yang tumbuh jarang dan tipis.
Ditemui Cenderawasih Pos di RSUD Merauke, pada ruang anak, Sabtu (14/2), sang ibu tampak duduk diatas bangsal dengan setia menjaga buah hatinya itu. Namun beberapa saat kemudian, sang bayi itu menangis seperti bayi normal. Sang ibu langsung menyodorkan dot yang berisi susu formula. Bayi itu menyedot air susu yang itu seperti bayi normal. ''Kalau minum, dia seperti bayi normal lainnya,'' kata Agustina Tandi Payung.
Fahril, begitu nama pemberian kedua orang tuanya-baru tercatat 3 hari berada di rumah sakit tersebut untuk dirawat. Sejak keluar dari rumah sakit saat lahir, Fahril, hanya dirawat di rumah kontrakannya di Gudang Arang, Kelurahan Maro-Merauke. Albar, ayah dari sang bayi hanya berprofesi sebagai nelayan tradisonal dan ibunya sebagai Ibu Rumah Tangga. Penghasilan yang tidak menetap itu, membuat kedua orang tua sang bayi tidak memiliki dana untuk membiayai pengobatan anak keempatnya itu, apalagi untuk operasi yang membutuhkan dana tidak sedikit.
''Tiap minggu, hanya datang kontrol ke rumah sakit, karena biaya tidak ada. Bapaknya, bisa berlayar cari ikan kalau cuaca lagi bagus. Itupun kalau ada hasil cukup untuk dimakan dan bayar kontrak rumah. Tapi sekarang cuaca lagi buruk terpaksa tidak bisa berlayar cari ikan,'' kata ibunda Fahril menceritakan kondisi ekonomi yang dialami saat ini. Sejak lahir melalui operasi caecar, kepala Fahril, tampak tidak normal seperti bayi lainnya. Hari demi hari, kepala itu semakin membesar.
Agustina menuturkan, sejak mengandung, dirinya sudah merasakan kelainan dari yang biasanya dialami ibu-ibu hamil yang normal. ''Kulit perut terlihat berwarna biru seperti yang tampak sekarang di kepala bayi ini,'' katanya. Selain itu, sejak kandungnnya mulai membesar, ia merasakan berat sebelah. Tapi, Agustina tidak tahu apakah kelaianan yang dialami anaknya itu akibat sering mengkonsumsi puyer bintang tujuh dan antalagin saat sakit gigi. ''Sejak saya hamil sampai anak ini lahir, sekitar 14 bungkus puyer bintang tujuh saya minum saat saya rasakan sakit kepala, belum lagi antalgin saat sakit gigi,'' jelasnya. ''Saya juga pernah pijat di gudang arang dan saya rasakan sakit sekali. Tapi saya tidak tahu apakah karena pengaruh itu, saya juga belum tahu,'' lanjutnya.
Selain itu, saat mengandung bayi itu dirinya juga sering melihat maupun dalam mimpi hal-hal yang bersifat mistik. ''Saya sering lihat ada ibu setengah badan dengan rambut panjang dan gigi putih kulit hitam, biasa muncul di sudut rumah atau pohon asam yang ada di belakang rumah sambil melambai-lambaikan tangannya ke saya, tapi saya tidak pernah merasa takut saat melihatnya,'' katanya.
Bayangan itu, muncul saat sedang operasi melahirkan di rumah sakit. Namun bayangan itu muncul dalam bentuk yang berbeda. Bayangan ibu itu menyerupai salah satu ibu yang ada ditetangga rumahnya sambil tertawa melambaikan tangannya. Bayangan itu beberapa kali datang dan terakhir bayangan datang terakhir itu wajahnya persis menyerupai anaknya. ''Waktu bayangan itu datang beberapa kali, saya belum lihat anak ini (Fahril,red). Tapi, setelah saya lihat anak ini, kok persis sama dengan bayangan yang datang itu. Saya sepertinya antara percaya dan tidak,'' ungkap Agustina.
Secara terpisah, dr Benyamin Simatupang, M.Ph, yang mendiagnosa anak tersebut mengungkapkan, berdasarkan hasil diagnosa yang dilakukan penyakit tersebut merupakan penyakit bawaan sejak lahir yang dalam ilmu kedokteran disebut penyakit Hydrosepalus. Dimana, terjadi penumpukan cairan di dalam kepala yang diproduksi oleh jaringan otak. Karena cairan yang diproduksi semakin banyak membuat kepala semakin membesar. ''Jadi kelanjar dalam otak yang memproduksi cairan itu menyebabkan kepala menjadi besar tapi otak cenderung menjad mengecil,'' kata Mantan Wakil Bupati Merauke periode 1999-2004 ini.
Untuk penanganan, lanjut Simatupang, hanya dapat dilakukan melalui operasi oleh dokter ahli. ''Jadi sangat besar kemungkinan untuk dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap dan dokter ahli. Karena disini, peralatannya belum ada dan dokter ahlinya juga belum ada,'' katanya.
Timbulnya penyakit bawaan yang diderita oleh sang bayi itu, lanjut dr Benyamin Simatupang sangat ditentukan oleh faktor genetika. Disingung apakah adanya korelasi pengaruh obat yang dikonsumsi ibunya saat pertumbuhan bayi itu dalam kandungan, menurut Simatupang kecil pengaruhnya. ''Saya pikir tidak tapi lebih mendasar karena factor genetika,'' tambahnya. (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos
Selain lahir dengan bibir sumbing dan bola mata kanannya nampak tergantung keluar, sehingga sang ibu terpaksa harus menutupi dengan secarik kain putih. Tapi yang lebih menyedihkan, kepalanya bayi tak berdosa itu semakin hari semakin besar. Dalam ilmu kedokteran, kondisi ini disebut hydrosepalus. Meskipun kepalanya terus membesar, namun tubuh bayi itu terlihat tetap kecil. Pada kepala yang semakin membesar itu, tampak urat kepalanya berwarna kebiru-biruan dengan rambut yang tumbuh jarang dan tipis.
Ditemui Cenderawasih Pos di RSUD Merauke, pada ruang anak, Sabtu (14/2), sang ibu tampak duduk diatas bangsal dengan setia menjaga buah hatinya itu. Namun beberapa saat kemudian, sang bayi itu menangis seperti bayi normal. Sang ibu langsung menyodorkan dot yang berisi susu formula. Bayi itu menyedot air susu yang itu seperti bayi normal. ''Kalau minum, dia seperti bayi normal lainnya,'' kata Agustina Tandi Payung.
Fahril, begitu nama pemberian kedua orang tuanya-baru tercatat 3 hari berada di rumah sakit tersebut untuk dirawat. Sejak keluar dari rumah sakit saat lahir, Fahril, hanya dirawat di rumah kontrakannya di Gudang Arang, Kelurahan Maro-Merauke. Albar, ayah dari sang bayi hanya berprofesi sebagai nelayan tradisonal dan ibunya sebagai Ibu Rumah Tangga. Penghasilan yang tidak menetap itu, membuat kedua orang tua sang bayi tidak memiliki dana untuk membiayai pengobatan anak keempatnya itu, apalagi untuk operasi yang membutuhkan dana tidak sedikit.
''Tiap minggu, hanya datang kontrol ke rumah sakit, karena biaya tidak ada. Bapaknya, bisa berlayar cari ikan kalau cuaca lagi bagus. Itupun kalau ada hasil cukup untuk dimakan dan bayar kontrak rumah. Tapi sekarang cuaca lagi buruk terpaksa tidak bisa berlayar cari ikan,'' kata ibunda Fahril menceritakan kondisi ekonomi yang dialami saat ini. Sejak lahir melalui operasi caecar, kepala Fahril, tampak tidak normal seperti bayi lainnya. Hari demi hari, kepala itu semakin membesar.
Agustina menuturkan, sejak mengandung, dirinya sudah merasakan kelainan dari yang biasanya dialami ibu-ibu hamil yang normal. ''Kulit perut terlihat berwarna biru seperti yang tampak sekarang di kepala bayi ini,'' katanya. Selain itu, sejak kandungnnya mulai membesar, ia merasakan berat sebelah. Tapi, Agustina tidak tahu apakah kelaianan yang dialami anaknya itu akibat sering mengkonsumsi puyer bintang tujuh dan antalagin saat sakit gigi. ''Sejak saya hamil sampai anak ini lahir, sekitar 14 bungkus puyer bintang tujuh saya minum saat saya rasakan sakit kepala, belum lagi antalgin saat sakit gigi,'' jelasnya. ''Saya juga pernah pijat di gudang arang dan saya rasakan sakit sekali. Tapi saya tidak tahu apakah karena pengaruh itu, saya juga belum tahu,'' lanjutnya.
Selain itu, saat mengandung bayi itu dirinya juga sering melihat maupun dalam mimpi hal-hal yang bersifat mistik. ''Saya sering lihat ada ibu setengah badan dengan rambut panjang dan gigi putih kulit hitam, biasa muncul di sudut rumah atau pohon asam yang ada di belakang rumah sambil melambai-lambaikan tangannya ke saya, tapi saya tidak pernah merasa takut saat melihatnya,'' katanya.
Bayangan itu, muncul saat sedang operasi melahirkan di rumah sakit. Namun bayangan itu muncul dalam bentuk yang berbeda. Bayangan ibu itu menyerupai salah satu ibu yang ada ditetangga rumahnya sambil tertawa melambaikan tangannya. Bayangan itu beberapa kali datang dan terakhir bayangan datang terakhir itu wajahnya persis menyerupai anaknya. ''Waktu bayangan itu datang beberapa kali, saya belum lihat anak ini (Fahril,red). Tapi, setelah saya lihat anak ini, kok persis sama dengan bayangan yang datang itu. Saya sepertinya antara percaya dan tidak,'' ungkap Agustina.
Secara terpisah, dr Benyamin Simatupang, M.Ph, yang mendiagnosa anak tersebut mengungkapkan, berdasarkan hasil diagnosa yang dilakukan penyakit tersebut merupakan penyakit bawaan sejak lahir yang dalam ilmu kedokteran disebut penyakit Hydrosepalus. Dimana, terjadi penumpukan cairan di dalam kepala yang diproduksi oleh jaringan otak. Karena cairan yang diproduksi semakin banyak membuat kepala semakin membesar. ''Jadi kelanjar dalam otak yang memproduksi cairan itu menyebabkan kepala menjadi besar tapi otak cenderung menjad mengecil,'' kata Mantan Wakil Bupati Merauke periode 1999-2004 ini.
Untuk penanganan, lanjut Simatupang, hanya dapat dilakukan melalui operasi oleh dokter ahli. ''Jadi sangat besar kemungkinan untuk dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap dan dokter ahli. Karena disini, peralatannya belum ada dan dokter ahlinya juga belum ada,'' katanya.
Timbulnya penyakit bawaan yang diderita oleh sang bayi itu, lanjut dr Benyamin Simatupang sangat ditentukan oleh faktor genetika. Disingung apakah adanya korelasi pengaruh obat yang dikonsumsi ibunya saat pertumbuhan bayi itu dalam kandungan, menurut Simatupang kecil pengaruhnya. ''Saya pikir tidak tapi lebih mendasar karena factor genetika,'' tambahnya. (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos