Warga di sekitar Jalan Sukarjo-Merauke digegerkan dengan penemuan orok manusia, Minggu (15/2) sekitar pukul 13.00 WIT. Orok manusia yang ditemukan itu berada depan tempat wisata permandian air panas belereng atau sekitar 50 meter dari RSUD Merauke arah Utara, Kelurahan Maro atau tepatnya di dipinggir pagar tembok sumur Bor.
Orok itu dibungkus dalam plastik warna hitam kemudian dimasukan kedalam 2 kardus mie instant. Kali pertama, ditemukan oleh 2 anak kecil yang sedang mencari kaleng bekas dan melihat dua kardus diletakan dipinggir pagar itu. Namun saat membuka kardus itu ternyata ada bungkusan palstik lagi yang penuh dengan darah. Lalu, kedua anak itu melaporkan ke seorang ibu yang tidak jauh dari penemuan. Sang ibu yang dilaporkan dan melihat kedua bungkusan itu langsung melaporkan ke Polsek KP3 Laut.
Belum diketahui siapa pemilik orok manusia itu yang tega membuangnya ditempat tersebut. ''Kemungkinan itu hasil hubungan gelap sehingga tega membuangnya begitu saja,'' ujar seorang ibu yang merasa kasihan.
Mendapat laporan, petugas KP3 Laut Pelabuhan Merauke langsung mengambil kedua kardus itu dan membawanya ke kamar Mayat RSUD Merauke. Saat kedua plastik itu dibuka oleh petugas Kamar Mayat, Hadi Susanto dan dr Amir Juliansyah, dari dalamnya menimbulkan bau obat. Dari 2 bungkusan itu, satu bungkusan berisi pampers dewasa yang penuh dengan gumpalan darah dan jaringan plasenta yang menurut dr Amir Juliansyah, dalam bahasa kedokteran disebut Mola.
Tidak ditemukan adanya janin diantara gumpalan itu. ''Ini namanya hamil anggur yang dalam bahasa kedokteran disebut Molahitadosa,'' kata dr Amir Juliansyah saat membolak balikan jaringan plasenta yang disebut Mola dan pampers dewasa itu tapi tidak menemukan janin. Sedangkan satu karton lainnya yang juga didalamnya dibungkus dengan plastik hitam berisi celana dalam, kain pel, baju yang penuh dengan darah. ''Diperkirakan ini sudah berumur antara 3-4 bulan,'' lanjut dr Amir.
Menurutnya, hamil anggur seperti ini harus dikeluarkan. ''Kalau tidak itu bisa menjadi kanker,'' terangnya. Bahkan, kalau perlu dibersihkan dengan cara dikorek. Hadi Susanto menambahkan, kemungkinan yang punya orok tersebut sudah pernah mengalami hamil yang sama, namun saat itu tidak dibersihkan. ''Kalau tidak dibersihkan, itu akan terulang lagi,'' tambahnya. Karena tidak ada yang mengaku sebagai pemilik Orok tersebut terpaksa petugas kamar Mayat masih menyimpannya. ''Besok baru kita kubur di pekuburan umum,'' kata Hadi Susanto yang sebenarnya sudah pensiun ini namun karena panggilan dirinya tetap setiap bila diminta untuk menangani masalah mayat.
Siapa pemilik orok tersebut? pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan. ''Kita masih menyelidiki siapa yang tega membuang orok itu,'' kata Wakapolres Merauke Kompol Sondang RD Siagian, SIK. (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos
Orok itu dibungkus dalam plastik warna hitam kemudian dimasukan kedalam 2 kardus mie instant. Kali pertama, ditemukan oleh 2 anak kecil yang sedang mencari kaleng bekas dan melihat dua kardus diletakan dipinggir pagar itu. Namun saat membuka kardus itu ternyata ada bungkusan palstik lagi yang penuh dengan darah. Lalu, kedua anak itu melaporkan ke seorang ibu yang tidak jauh dari penemuan. Sang ibu yang dilaporkan dan melihat kedua bungkusan itu langsung melaporkan ke Polsek KP3 Laut.
Belum diketahui siapa pemilik orok manusia itu yang tega membuangnya ditempat tersebut. ''Kemungkinan itu hasil hubungan gelap sehingga tega membuangnya begitu saja,'' ujar seorang ibu yang merasa kasihan.
Mendapat laporan, petugas KP3 Laut Pelabuhan Merauke langsung mengambil kedua kardus itu dan membawanya ke kamar Mayat RSUD Merauke. Saat kedua plastik itu dibuka oleh petugas Kamar Mayat, Hadi Susanto dan dr Amir Juliansyah, dari dalamnya menimbulkan bau obat. Dari 2 bungkusan itu, satu bungkusan berisi pampers dewasa yang penuh dengan gumpalan darah dan jaringan plasenta yang menurut dr Amir Juliansyah, dalam bahasa kedokteran disebut Mola.
Tidak ditemukan adanya janin diantara gumpalan itu. ''Ini namanya hamil anggur yang dalam bahasa kedokteran disebut Molahitadosa,'' kata dr Amir Juliansyah saat membolak balikan jaringan plasenta yang disebut Mola dan pampers dewasa itu tapi tidak menemukan janin. Sedangkan satu karton lainnya yang juga didalamnya dibungkus dengan plastik hitam berisi celana dalam, kain pel, baju yang penuh dengan darah. ''Diperkirakan ini sudah berumur antara 3-4 bulan,'' lanjut dr Amir.
Menurutnya, hamil anggur seperti ini harus dikeluarkan. ''Kalau tidak itu bisa menjadi kanker,'' terangnya. Bahkan, kalau perlu dibersihkan dengan cara dikorek. Hadi Susanto menambahkan, kemungkinan yang punya orok tersebut sudah pernah mengalami hamil yang sama, namun saat itu tidak dibersihkan. ''Kalau tidak dibersihkan, itu akan terulang lagi,'' tambahnya. Karena tidak ada yang mengaku sebagai pemilik Orok tersebut terpaksa petugas kamar Mayat masih menyimpannya. ''Besok baru kita kubur di pekuburan umum,'' kata Hadi Susanto yang sebenarnya sudah pensiun ini namun karena panggilan dirinya tetap setiap bila diminta untuk menangani masalah mayat.
Siapa pemilik orok tersebut? pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan. ''Kita masih menyelidiki siapa yang tega membuang orok itu,'' kata Wakapolres Merauke Kompol Sondang RD Siagian, SIK. (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos