Selain Kendala Tenaga Tim Pendamping PNPM Respek Mandiri, sarana transportasi yang tidak memadai untuk menjangkau wilayah di tingkat kampung di Kabupaten Asmat, Papua, kurangnya sistem komunikasi juga menjadi kendala bagi para tenaga pendamping PNPM Respek Mandiri di wilayah Asmat.
Demikian diutarakan Koordinator tenaga pendamping Dana Respek Mandiri di wilayah Kabupaten Asmat, Bagus Pamungkas kepada JUBI di Agats, Rabu lalu. “Untuk laporan kami, saya sudah laporkan agar kegiatan bulan Januari hingga Februari ini, agar ada toleran hingga bulan Maret mendatang karena minimnya sistem komunikasi disini,” terang Bagus.Menurut Bagus, selain transportasi, sistem komunikasi juga menjadi kendala utama karena tidak adanya komersialisasi internet di Agats. “Saya sudah mencoba juga Telkomsel tetapi sama saja,” ujar Bagus.
Memang selain menggunakan internet melalui GPRS atau Telkomsel Flash, Bagus Pamungkas biasanya memilih untuk mengirimkan File laporan kegiatan PNPM Respek Mandiri melalui jasa Fax Mile secara rutin perbulan sesuai aturan ke pemerintah provinsi. Namun sayangnya, jasa Fax Mile memiliki harga yang tinggi. Apalagi jika laporan tersebut hingga ratusan halaman yang berasal dari 7 Distrik di Asmat. “saya tidak membayangkan harga dan rumitnya kalau saya antri fax, lagian biaya juga pasti mahal,” ujar Bagus.
Ditambahkannya, dalam kondisi keterbatasan komunikasi dan transportasi, sebagai koordinator, dirinya merasa khawatir kendala tersebut dapat menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat kepada tenaga pendamping."Untuk itu, sebagai koordinator PNPM Respek Asmat, saya memohon pengertian dari atasan di tingkat Provinsi agar bisa memahami kondisi di lapangan yang dialami tim Pendamping Respek di Asmat," katanya
Sementara itu, Noni, Tenaga pendamping Distrik Atsj, kepada JUBI di Agats mengatakan kendala komunikasi juga menjadi penyebab keterlambatan pemberian dana kepada sejumlah distrik. Misalnya warga didistrik Atsj, Suator dan Fayit. “Iya, karena pembayaran itu kan tergantung proses rangkaian kegiatan yang tersusun,” kata Noni. (Willem Bobi/Agats)
Sumber : Tabloid Jubi
Demikian diutarakan Koordinator tenaga pendamping Dana Respek Mandiri di wilayah Kabupaten Asmat, Bagus Pamungkas kepada JUBI di Agats, Rabu lalu. “Untuk laporan kami, saya sudah laporkan agar kegiatan bulan Januari hingga Februari ini, agar ada toleran hingga bulan Maret mendatang karena minimnya sistem komunikasi disini,” terang Bagus.Menurut Bagus, selain transportasi, sistem komunikasi juga menjadi kendala utama karena tidak adanya komersialisasi internet di Agats. “Saya sudah mencoba juga Telkomsel tetapi sama saja,” ujar Bagus.
Memang selain menggunakan internet melalui GPRS atau Telkomsel Flash, Bagus Pamungkas biasanya memilih untuk mengirimkan File laporan kegiatan PNPM Respek Mandiri melalui jasa Fax Mile secara rutin perbulan sesuai aturan ke pemerintah provinsi. Namun sayangnya, jasa Fax Mile memiliki harga yang tinggi. Apalagi jika laporan tersebut hingga ratusan halaman yang berasal dari 7 Distrik di Asmat. “saya tidak membayangkan harga dan rumitnya kalau saya antri fax, lagian biaya juga pasti mahal,” ujar Bagus.
Ditambahkannya, dalam kondisi keterbatasan komunikasi dan transportasi, sebagai koordinator, dirinya merasa khawatir kendala tersebut dapat menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat kepada tenaga pendamping."Untuk itu, sebagai koordinator PNPM Respek Asmat, saya memohon pengertian dari atasan di tingkat Provinsi agar bisa memahami kondisi di lapangan yang dialami tim Pendamping Respek di Asmat," katanya
Sementara itu, Noni, Tenaga pendamping Distrik Atsj, kepada JUBI di Agats mengatakan kendala komunikasi juga menjadi penyebab keterlambatan pemberian dana kepada sejumlah distrik. Misalnya warga didistrik Atsj, Suator dan Fayit. “Iya, karena pembayaran itu kan tergantung proses rangkaian kegiatan yang tersusun,” kata Noni. (Willem Bobi/Agats)
Sumber : Tabloid Jubi