Konsorsium Beyond Petroleum (BP) Indonesia hampir merampungkan pembangunan infrastruktur ladang gas Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat. Pengembangan Blok Tangguh tersebut mencakup dua kegiatan yaitu pembangunan kilang gas alam cair (LNG) berkapasitas 7,6 juta ton per tahun dan pengembangan lapangan gas.
“Pengembangan Blok Tangguh hingga akhir 2008 mencapai 96,1%,” ujar Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), Raden Priyono di Jakarta, Kamis (18/2). Menurut Priyono, total investasi pengembangan Blok Tangguh mencapai US$ 2,6 miliar yang menyerap 8.200 orang tenaga kerja. Cadangan terkira ladang gas tersebut mencapai 23,7 triliun kaki kubik (tcf), sedangkan cadangan terbukti 14,4 tcf.
Priyono menjelaskan, BP telah menuntaskan kegiatan konstruksi kilang (train) 1 dan 2. Saat ini proyek tersebut memasuki tahap commissioning. “Pengiriman/pengapalan pertama (first drop) LNG dari train-1 diperkirakan pada pertengahan April 2009, sedangkan train-2 akan dilakukan sebulan kemudian,” ujarnya.
Gas dari Blok Tangguh sebagian besar akan diekspor. Sebanyak 2,4 juta ton per tahun dialokasikan ke Provinsi Fujian, Tiongkok. Selain itu, gas yang akan dikapalkan sebanyak 1,15 juta ton per tahun ke SK Power dan Posco Energy Korea Selatan. Sementara itu, pasokan gas terbesar dibeli Sempra Energy untuk California, AS sebanyak 3,7 juta ton per tahun pada harga US$ 5,94 per mile-mile british thermal unit (mmbtu).
Dirjen Migas Departemen ESDM, Evita Herawati Legowo sebelumnya khawatir rencana pemerintah Indonesia meninjau ulang kontrak jual beli gas dengan Tiongkok bakal tidak tercapai. Pasalnya, tim negosiasi harga gas Tangguh yang dipimpin Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati hingga kini belum menuntaskan negosiasi dengan pembeli di Tiongkok. Bila terjadi, harga jual gas tentu akan terancam menggunakan harga lama, yaitu US$ 3,35 per mmbtu. (John Pakage)
Sumber : Tabloid Jubi
“Pengembangan Blok Tangguh hingga akhir 2008 mencapai 96,1%,” ujar Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), Raden Priyono di Jakarta, Kamis (18/2). Menurut Priyono, total investasi pengembangan Blok Tangguh mencapai US$ 2,6 miliar yang menyerap 8.200 orang tenaga kerja. Cadangan terkira ladang gas tersebut mencapai 23,7 triliun kaki kubik (tcf), sedangkan cadangan terbukti 14,4 tcf.
Priyono menjelaskan, BP telah menuntaskan kegiatan konstruksi kilang (train) 1 dan 2. Saat ini proyek tersebut memasuki tahap commissioning. “Pengiriman/pengapalan pertama (first drop) LNG dari train-1 diperkirakan pada pertengahan April 2009, sedangkan train-2 akan dilakukan sebulan kemudian,” ujarnya.
Gas dari Blok Tangguh sebagian besar akan diekspor. Sebanyak 2,4 juta ton per tahun dialokasikan ke Provinsi Fujian, Tiongkok. Selain itu, gas yang akan dikapalkan sebanyak 1,15 juta ton per tahun ke SK Power dan Posco Energy Korea Selatan. Sementara itu, pasokan gas terbesar dibeli Sempra Energy untuk California, AS sebanyak 3,7 juta ton per tahun pada harga US$ 5,94 per mile-mile british thermal unit (mmbtu).
Dirjen Migas Departemen ESDM, Evita Herawati Legowo sebelumnya khawatir rencana pemerintah Indonesia meninjau ulang kontrak jual beli gas dengan Tiongkok bakal tidak tercapai. Pasalnya, tim negosiasi harga gas Tangguh yang dipimpin Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati hingga kini belum menuntaskan negosiasi dengan pembeli di Tiongkok. Bila terjadi, harga jual gas tentu akan terancam menggunakan harga lama, yaitu US$ 3,35 per mmbtu. (John Pakage)
Sumber : Tabloid Jubi