Nama Bind Bing Mat Total Sekolah
1. Rotua W.N Silitonga 10.00 9,20 10.00 29,20 SMP N I Jayapura
2. Dimas P. Ramadhan 9,60 9,80 9,67 29,07 SMP Yapis Merauke
3. Fajar Junaedi 9,60 9,80 9,67 29,07 SMP Yapis Merauke
4. Sukmawati 9,60 9,80 9,67 29,07 SMP Yapis Merauke
5. Gina N. Astasari 9,40 10,00 9,67 29,07 SMP Ypj Tembagapura
6. Selvi rahayu 9,20 9,80 10,00 29,00 SMP Yapis Merauke
7. Febriansyah Rozarius 9,60 9,20 10,00 28,80 SMP Pemb V waena
8. Julio Cezar H 9,20 9,60 10,00 28,80 SMP YPPK Santo B Tmk
9. Abdul Muthalib 9,60 9,80 9,33 28,73 SMP Yapis Merauke
10. Syahruddin 9,40 9,60 9,67 28,67 SMP Yapis Merauke
Ketua Panitia UN Provinsi Papua Drs Paul Y Indubri, MM mengungkapkan, pada UN tingkat SMP kali ini, yang meraih peringkat pertama se-Papua adalah Rotua Winata Nopelia Silitonga dari SMP Negeri I Jayapura. Ia berhasil mengungumpulkan nilai 29,20. "Peringkat I pada UN kali ini untuk SMP direbut oleh siswa dari SMP Negeri I Jayapura," ungkapnya seraya menambahkan dari daftar ranking, peraih ranking 2 sebanyak 3 siswa dan ranking 7 dua orang (lengkapnya lihat table).
Dikatakan, prosentase kelulusan tahun ini lebih meningkat dibanding tingkat kelulusan tahun lalu, sebab berdasarkan data yang dikumpulkan dari 23.269 siswa peserta UN, yang lulus mencapai 20.755 siswa atau 90 persen. Sedangkan siswa yang tidak lulus hanya 2514 siswa atau 10,80 persen. "Jumlah ini lebih tinggi dibanding tingkat kelulusan tahun 2006 lalu yang hanya 89 persen," imbuhnya.
Lanjut Paul yang juga Kabag TU Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua ini, meskipun diskala provinsi tingkat kelulusan lumayan tinggi, namun distribusi kelulusan di tingkat sekolah rupanya tidak merata. Sebab kenyataan di lapangan ada sekolah yang tingkat kelulusannya rendah. Misalnya saja di Kabupaten Jayapura dari 2293 siswa peserta UN, yang tidak lulus mencapai 458 siswa, sama halnya di Kabupaten Merauke dari 2811 peserta UN, yang tidak lulus mencapai 551 siswa. Sedangkan di Kota Jayapura dari 3693 siswa peserta UN, yang tidak lulus sejumlah 365 siswa, sedangkan kabupaten lainnnya ada yang rata-rata lulus semua ada juga yang tidak. "Tapi ini tidak bisa dijadikan standar karena jumlah siswa peserta UN di setiap kabupaten tidak sama jumlahnya," ujarnya.
Dengan naiknya prosentase kelulusan siswa SMP tahun ini di sebagian besar sekolah di Papua, Paul melihat adanya motivasi belajar yang cukup baik dari para siswa. Namun yang mejadi perhatian baginya adalah adanya beberapa sekolah di kota yang prosentase kelulusannya menurun drastis. Misalnya, SMP negeri 2 Sentani dari 229 peserta UN, yang tidak lulus mencapai 106 siswa, lalu SMP Negeri 2 Merauke dari 300 peserta yang tidak lulus mencapai 149 orang, SMP YPK Biak dari 149 siswa yang tidak lulus sebanyak 81 orang, SMP negeri waren dari 58 peserta tidak lulus sebanyak 21 orang, SMP YPPK Yohanes 23 merauke dari 177 peserta 102 oranng tidak lulus.
Kemudian SMP Negeri Tanah Merah, dari 173 peserta tidak lulus 73 orang, SMP Negeri Kemtuk Gresik dari 74 peserta 43 orang tidak lulus, SMP Negeri 3 dan 4 Arso dari 69 peserta, 48 orang tidak lulus, SMP Negeri 1 Arso dari 148 peserta UN, 102 tidak lulus, SMP Negeri 7 Sentani dari 32 peserta UN, 24 siswa tidak lulus, SMP YPK Sion Dok VIII Jayapura dari 14, peseta tidak lulus 11 orang.
Lalu SMP YPPGI Sentani dari 129 peserta tidak lulus 104 siswa, SMP YPK Hedam Abepura dari 83 peserta 78 siswa tidak lulus, SMP YPK Marthen Luther Sentani dari 58 peserta 51 tidak lulus. SMP Terbuka Jayapura 3 dari 21 peserta tidak lulus 20 siwa, SMP terbuka Sentani dari 17 peserta semua tidak lulus.
Bagi sekolah ini, Paul berharap agar segera melakukan penataan manajemen yang lebih baik. Baik itu manajemen belajar siswa di sekolah dengan melakukan remedial, banyak pengayaan dan penataan manajemen tenaga guru di sekolah secara baik. "Sehingga kedepan hal ini tidak terulang lagi," katanya.
Kendati begitu Paul mengatakan bahwa UN bukanlah penentu kelulusan namun ditunjang oleh ujian sekolah. "Jadi yang menentukan lulus tidaknya seseorang bukan dari hasil Ujian Naional tetapi sekolah juga, kalau ujian sekolahnya rendah maka tentu sulit," katanya.
Karena itu, diharapkan mulai sekarang sekolah harus kembali menata manajemennya sehingga kedepan tingkat kelulusan yang rendah tidak terulang lagi. Kepada siswa yang berhasil lulus ia mengucapkan selamat, dan bagi yang tidak lulus agar bersabar dan menungu ujian paket B yang setara dengan Ujian formal seperti UN.
Sementara itu, di Kota Jayapura, kualitas sekolah swasta dan negeri sebenarnya tidak ada perbedaannya. Kalau ada sekolah negeri yang meluluskan siswanya 100 % maka hal itu terjadi pula pada sejumlah sekolah swasta. Salah satu seperti hasil pengumuman UN di SMP Pembangunan V Yapis Waena yang diikuti 30 siswa/i dinyatakan lulus dengan 100 %.
Suasana pengumuman kelulusan di SMP Pembangunan V Yapis Waena agak berbeda dengan sekolah lainnya. Pegumuman berjalan dalam suasana tertib, meskipun setelah selesai pengumuan ada beberapa siswa yang melakukan aksi coret-coret baju. Penyampain kelulusan yang dipandu langsung Kepsek SMP Pembangunan V Yapis Moh. Amin dirangkaikan dengan acara perpisahan.
Tak hanya kelas 9 yang hadir, namun kelas 7 dan 8 juga ikut hadir karena pengumuman hasil UN ini dirangkaikan dengan pembagian rapor. Sistim pengumuman kelulusan dan kenaikan kelas ini disampaikan lewat surat dalam amplop dan diberikan langsung kepada orang tua siswa,
Prestasi kelulusan dengan 100 % ini sebenarnya sudah dua kali diraih di SMP ini, yakni tahun ajaran 2005/2006 lalu. Hanya saja untuk kali ini nampaknya akan lebih membanggakan karena nilai lulusan agak tinggi. Misalnya saja nilai lulusan tertinggi diraih oleh Febriansah dengan nilai bahasa Inggris 9,20, bahasa Indonesia 9,60, matematika 10 dengan total nilai rata-rata 28,80.
"Pada tahun ini kami boleh katakan bahwa prestasi yang anak-anak raih cukup memuaskan, tentunya upaya-upaya untuk mempertahankannya kedepan akan menjadi perhatian serius," ujarnya kepada Cenderawasih Pos.
Kelulusan yang diraih oleh pihaknya ini sebenarnya bukan kebetulan. Tapi, berbagai upaya tentang persiapan telah dilakukan. Dimana empat bulan sebelum pelaksanaan UAN sudah dilakukan pengayaan (les sore) dan itu diwajibkan bagi siswa kelas 9. Selain itu, kata Amin disiplin tetap menjadi perhatian serius bagi sekolahnya.
From : Cendrawasih pos
Saya juga lulusan SMP YAPIS tahun 1999 , saya bangga jadi alumninya .... tapi jangan kaget kalo saya juga ex SMP 1 hehehehe....... kok bisa.....
Dikatakan, prosentase kelulusan tahun ini lebih meningkat dibanding tingkat kelulusan tahun lalu, sebab berdasarkan data yang dikumpulkan dari 23.269 siswa peserta UN, yang lulus mencapai 20.755 siswa atau 90 persen. Sedangkan siswa yang tidak lulus hanya 2514 siswa atau 10,80 persen. "Jumlah ini lebih tinggi dibanding tingkat kelulusan tahun 2006 lalu yang hanya 89 persen," imbuhnya.
Lanjut Paul yang juga Kabag TU Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua ini, meskipun diskala provinsi tingkat kelulusan lumayan tinggi, namun distribusi kelulusan di tingkat sekolah rupanya tidak merata. Sebab kenyataan di lapangan ada sekolah yang tingkat kelulusannya rendah. Misalnya saja di Kabupaten Jayapura dari 2293 siswa peserta UN, yang tidak lulus mencapai 458 siswa, sama halnya di Kabupaten Merauke dari 2811 peserta UN, yang tidak lulus mencapai 551 siswa. Sedangkan di Kota Jayapura dari 3693 siswa peserta UN, yang tidak lulus sejumlah 365 siswa, sedangkan kabupaten lainnnya ada yang rata-rata lulus semua ada juga yang tidak. "Tapi ini tidak bisa dijadikan standar karena jumlah siswa peserta UN di setiap kabupaten tidak sama jumlahnya," ujarnya.
Dengan naiknya prosentase kelulusan siswa SMP tahun ini di sebagian besar sekolah di Papua, Paul melihat adanya motivasi belajar yang cukup baik dari para siswa. Namun yang mejadi perhatian baginya adalah adanya beberapa sekolah di kota yang prosentase kelulusannya menurun drastis. Misalnya, SMP negeri 2 Sentani dari 229 peserta UN, yang tidak lulus mencapai 106 siswa, lalu SMP Negeri 2 Merauke dari 300 peserta yang tidak lulus mencapai 149 orang, SMP YPK Biak dari 149 siswa yang tidak lulus sebanyak 81 orang, SMP negeri waren dari 58 peserta tidak lulus sebanyak 21 orang, SMP YPPK Yohanes 23 merauke dari 177 peserta 102 oranng tidak lulus.
Kemudian SMP Negeri Tanah Merah, dari 173 peserta tidak lulus 73 orang, SMP Negeri Kemtuk Gresik dari 74 peserta 43 orang tidak lulus, SMP Negeri 3 dan 4 Arso dari 69 peserta, 48 orang tidak lulus, SMP Negeri 1 Arso dari 148 peserta UN, 102 tidak lulus, SMP Negeri 7 Sentani dari 32 peserta UN, 24 siswa tidak lulus, SMP YPK Sion Dok VIII Jayapura dari 14, peseta tidak lulus 11 orang.
Lalu SMP YPPGI Sentani dari 129 peserta tidak lulus 104 siswa, SMP YPK Hedam Abepura dari 83 peserta 78 siswa tidak lulus, SMP YPK Marthen Luther Sentani dari 58 peserta 51 tidak lulus. SMP Terbuka Jayapura 3 dari 21 peserta tidak lulus 20 siwa, SMP terbuka Sentani dari 17 peserta semua tidak lulus.
Bagi sekolah ini, Paul berharap agar segera melakukan penataan manajemen yang lebih baik. Baik itu manajemen belajar siswa di sekolah dengan melakukan remedial, banyak pengayaan dan penataan manajemen tenaga guru di sekolah secara baik. "Sehingga kedepan hal ini tidak terulang lagi," katanya.
Kendati begitu Paul mengatakan bahwa UN bukanlah penentu kelulusan namun ditunjang oleh ujian sekolah. "Jadi yang menentukan lulus tidaknya seseorang bukan dari hasil Ujian Naional tetapi sekolah juga, kalau ujian sekolahnya rendah maka tentu sulit," katanya.
Karena itu, diharapkan mulai sekarang sekolah harus kembali menata manajemennya sehingga kedepan tingkat kelulusan yang rendah tidak terulang lagi. Kepada siswa yang berhasil lulus ia mengucapkan selamat, dan bagi yang tidak lulus agar bersabar dan menungu ujian paket B yang setara dengan Ujian formal seperti UN.
Sementara itu, di Kota Jayapura, kualitas sekolah swasta dan negeri sebenarnya tidak ada perbedaannya. Kalau ada sekolah negeri yang meluluskan siswanya 100 % maka hal itu terjadi pula pada sejumlah sekolah swasta. Salah satu seperti hasil pengumuman UN di SMP Pembangunan V Yapis Waena yang diikuti 30 siswa/i dinyatakan lulus dengan 100 %.
Suasana pengumuman kelulusan di SMP Pembangunan V Yapis Waena agak berbeda dengan sekolah lainnya. Pegumuman berjalan dalam suasana tertib, meskipun setelah selesai pengumuan ada beberapa siswa yang melakukan aksi coret-coret baju. Penyampain kelulusan yang dipandu langsung Kepsek SMP Pembangunan V Yapis Moh. Amin dirangkaikan dengan acara perpisahan.
Tak hanya kelas 9 yang hadir, namun kelas 7 dan 8 juga ikut hadir karena pengumuman hasil UN ini dirangkaikan dengan pembagian rapor. Sistim pengumuman kelulusan dan kenaikan kelas ini disampaikan lewat surat dalam amplop dan diberikan langsung kepada orang tua siswa,
Prestasi kelulusan dengan 100 % ini sebenarnya sudah dua kali diraih di SMP ini, yakni tahun ajaran 2005/2006 lalu. Hanya saja untuk kali ini nampaknya akan lebih membanggakan karena nilai lulusan agak tinggi. Misalnya saja nilai lulusan tertinggi diraih oleh Febriansah dengan nilai bahasa Inggris 9,20, bahasa Indonesia 9,60, matematika 10 dengan total nilai rata-rata 28,80.
"Pada tahun ini kami boleh katakan bahwa prestasi yang anak-anak raih cukup memuaskan, tentunya upaya-upaya untuk mempertahankannya kedepan akan menjadi perhatian serius," ujarnya kepada Cenderawasih Pos.
Kelulusan yang diraih oleh pihaknya ini sebenarnya bukan kebetulan. Tapi, berbagai upaya tentang persiapan telah dilakukan. Dimana empat bulan sebelum pelaksanaan UAN sudah dilakukan pengayaan (les sore) dan itu diwajibkan bagi siswa kelas 9. Selain itu, kata Amin disiplin tetap menjadi perhatian serius bagi sekolahnya.
From : Cendrawasih pos
Saya juga lulusan SMP YAPIS tahun 1999 , saya bangga jadi alumninya .... tapi jangan kaget kalo saya juga ex SMP 1 hehehehe....... kok bisa.....
Artikel 
