Konglomerasi asal Arab Saudi, Saudi Binladin Group, segera menanam modal di sektor agroindustri di Kabupaten Merauke dan Fakfak, Provinsi Papua. Mereka berencana membangun persawahan seluas 500 ribu hektare untuk tanaman padi.
"Nilai investasi untuk membangun 5 ribu hektare sawah diperkirakan USD 43 juta. Jadi, kalau 500 ribu hektare, paling tidak akan diinvestasikan USD 4,3 miliar (sekitar Rp 39 triliun)," ujar Utusan Khusus Presiden untuk kawasan Timur Tengah Alwi Shihab usai mengantarkan Syaikh Hasan Bin Ladin bertemu Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden kemarin (12/8).
Lahan persawahan itu akan ditanami padi jenis basmati, yakni beras dengan kadar gula rendah yang biasanya dikonsumsi penderita diabetes. Beras itu rencananya diekspor ke negara-negara Timur Tengah. Karena membutuhkan lahan sangat luas, Binladin berencana bekerja sama dengan sejumlah perusahaan nasional yang sudah menggarap bisnis agroindustri di Papua, seperti Medco, Bangun Tjipta Sarana, Grup Para, Sumber Alam Sutera, Wolo Agro Makmur, Comexindo, dan Digul Agro Lestari.
Kepada Binladin Group, Kalla mengingatkan bahwa mereka bukan satu-satunya investor asal Timur Tengah yang ingin berbisnis agroindustri di Indonesia. Sebelumnya ada investor dari Qatar dan Uni Emirat Arab yang menjajaki investasi di Indonesia. (referen : jawa pos)
"Nilai investasi untuk membangun 5 ribu hektare sawah diperkirakan USD 43 juta. Jadi, kalau 500 ribu hektare, paling tidak akan diinvestasikan USD 4,3 miliar (sekitar Rp 39 triliun)," ujar Utusan Khusus Presiden untuk kawasan Timur Tengah Alwi Shihab usai mengantarkan Syaikh Hasan Bin Ladin bertemu Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden kemarin (12/8).
Lahan persawahan itu akan ditanami padi jenis basmati, yakni beras dengan kadar gula rendah yang biasanya dikonsumsi penderita diabetes. Beras itu rencananya diekspor ke negara-negara Timur Tengah. Karena membutuhkan lahan sangat luas, Binladin berencana bekerja sama dengan sejumlah perusahaan nasional yang sudah menggarap bisnis agroindustri di Papua, seperti Medco, Bangun Tjipta Sarana, Grup Para, Sumber Alam Sutera, Wolo Agro Makmur, Comexindo, dan Digul Agro Lestari.
Kepada Binladin Group, Kalla mengingatkan bahwa mereka bukan satu-satunya investor asal Timur Tengah yang ingin berbisnis agroindustri di Indonesia. Sebelumnya ada investor dari Qatar dan Uni Emirat Arab yang menjajaki investasi di Indonesia. (referen : jawa pos)