UKE [PAPOS] - Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Merauke, Ir. Hanok Untanaja mengungkapkan, pemotongan hewan qurban, tidak harus dilakukan di rumah potong hewan (RPH). Karena kapasitas yang masih terbatas dan harus dilengkapi lagi. Area di lapangan masjid dapat digunakan dan atau dimanfaatkan untuk dilakukan pemotongan.
Hal itu disampaikan Hanok saat ditemui Papua Pos di sela-sela memantau kegiatan pemotongan hewan qurban Selasa (15/10). Dikatakan, meskipun yang dipotong adalah hewan, namun harus diperlakukan dengan baik. Dimana, saat pemotongan agar hanya satu kali. Dan, biasanya 12 jam sebelum dipotong, tidak diberikan makan.
Dijelaskan, untuk jumlah hewan qurban yang dipotong tahun ini, belum diketahui apakah naik atau turun. Jika pada tahun 2011 lalu mencapai 330 ekor dan tahun 2012 sebanyak 349 ekor. Jumlah sekarang yang ada di RPH untuk siap dipotong adalah 45 ekor. Jadi, belum ada laporan yang diterima secara keseluruhan. Sehingga belum dapat disampaikan sekarang.
“Kita juga mengalami kesulitan saat datang melakukan pemeriksaan terhadap ternak yang hendak dipotong. Karena menurut orang yang akan menyumbangkan, belum datang. Itulah permasalahan mendasarnya. Tetapi bahwa kegiatan pemotongan di RPH masih tetap berlanjut hingga hari ini sesuai dengan permintaan,” katanya.
Secara umum, demikian Hanko, sapi-sapi yang dipotong di RPH adalah dari masjid-masjid. “Tugas dan tanggungjawab kita adalah dengan melakukan pemotongan dan pemakingan hingga menghantar sampai ke masjid. Nantinya pengurus disana akan melakukan pembagian kepada mereka yang berhak mendapatkan,” tandasnya.
Menyinggung tentang bantuan sapi dari Gubernur Papua, Lukas Enembe, Hanokh menambahkan, dirinya tidak mengetahui secara pasti dan jelas. “Saya kurang tahu bantuan tersebut. Kami hanya berperan menyiapkan tempat untuk dilakukan pemotongan,” tuturnya. [frans]