MERAUKE - Kondisi naas tengah menimpa Titus Omba, warga Kampung Wenda Asri, Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke, di mana usai menjaring ikan di Kali Maro, Sabtu kemarin, sepeda motor Shogun Axelo DS 2783 GW miliknya ludes terbakar. Pria paruh baya itu menduga ‘kuda besinya’ dibakar oleh Orang Tak dikenal (OTK).
Titus menjelaskan kronologi terbakarnya sepeda motor Shogun, berawal saat pagi hari ia mengendara sepeda motornya ke pinggir Kali Maro untuk menjaring ikan. Tiba di sana, motornya diparkirkan di tepi jembatan kali Maro. Sekitar pukul 16.00 WIT, Titus naik dari kali dan menemukan motornya sudah ludes terbakar.
“Ada mas-mas juga yang biasa cari, tapi pagi itu mereka tidak turun, mungkin ada kegiatan lain. Saya parkir, lalu saya cari ikan. Ceritanya ini hanyut jaring, biasanya ikut kali. Pas saya pulang itu jam 4 sore, saya sandar-sandar perahu, naik, kok kelihatan ada asap. Tapi setelah saya tengok motor, kok tinggal rangka, apinya di bagian bawahnya masih menyala,” kata Titus kepada Bintang Papua, Senin kemarin.
Titus kaget bukan main ketika melihat motornya ludes terbakar. Kemudian dia kembali mengumpulkan jaring dan ikan, lalu berjalan kaki pulang ke rumahnya. Jarak antara tepi Kali Maro dengan Kampung Wenda Asri kurang lebih 4 kilometer. Setibanya di kampung, Titus mengadukan musibah yang menimpanya kepada Kepala kampung untuk melaporkan peristiwa tersebut di pos polisi terdekat.
“Jadi karena motor sudah terbakar. Ya saya terpaksa pulang jalan kaki sepanjang 4 kilo. Saya tidak tahu juga siapa yang buat (membakar). Terus setelah begitu, pak kepala kampung lapor ke polisi. Tapi ternyata polisi itu tidak datang, saya tunggu sampai siang, gak ada yang datang. Baik mau olah TKP atau apa? Terpaksa siang itu saya kembali bersama warga lainnya, kami sendiri pergi foto itu motor di kali. Terus kami bawa pulang,” ujarnya.
Yang memiriskan Titus dari kejadian ini, karena motor tersebut ia peroleh dengan cara kredit. Jangka waktu kredit yang ditetapkan yaitu 18 bulan (1,5 tahun), sementara dia baru mengangsurkan Rp10 juta. Dan, sejak melaporlan pada pihak kepolisian, belum ada satupun anggota polisi yang datang untuk melakukan olah TKP.
Titus mengaku selama hidup 20 tahun di Kampung Wenda Asri, ia merasa idak pernah punya masalah sosial dengan sesama warga,
“Saya karena terlalu panik, terus pak kepala kampung sendiri yang ke pos polisi di Mimi Baru. Tetapi pihak kepolisian tidak datang, ya sudahlah, saya sendiri yang ambil gambar terus pikul dari kali. Tuhan yang tahu, di sini saya hidup sudah puluhan tahun dan tidak pernah bermasalah dengan orang. Sampai sekarang saya tidak tahu, karena kepolisian sendiri belum tangani. Ya apa boleh buat,” tandasnya. (lea/achi/lo1)