MERAUKE – Fraksi Keadilan Nurani Sejahtera (KNS) Dewan Perwakinan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke meminta supaya Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial untuk memindahkan atau merelokasi lokalisasi Yobar jauh dari pemukiman penduduk atau di luar kota. Pemindahan itu guna mewujudkan masyarakat Merauke yang sehat secara mental dan spiritual serta melindungi masyarakat dari pengaruh prostitusi, pornografi dan porno aksi.
Pokok pikiran itu disampaikan Fraksi KNS ketika memberikan pandangannya dalam sidang pandangan umum fraksi-fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah Perubahan tahun 2013 di ruang rapat DPRD Merauke, Senin (30/9).
Sekretaris Fraksi KNS, Bambang Setiadji Suji, ketika membacakan pokok pikiran fraksi mengatakan lokalisasi Yobar di kota Merauke saat ini sudah amat dekat dengan pemukiman penduduk. Bahkan, lokalisasi juga sudah sangat dekat dengan lingkungan pendidikan sekolah dan kampus.
Pokok pikiran itu disampaikan Fraksi KNS ketika memberikan pandangannya dalam sidang pandangan umum fraksi-fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah Perubahan tahun 2013 di ruang rapat DPRD Merauke, Senin (30/9).
Sekretaris Fraksi KNS, Bambang Setiadji Suji, ketika membacakan pokok pikiran fraksi mengatakan lokalisasi Yobar di kota Merauke saat ini sudah amat dekat dengan pemukiman penduduk. Bahkan, lokalisasi juga sudah sangat dekat dengan lingkungan pendidikan sekolah dan kampus.
“Sebagai wakil rakyat, Fraksi Keadilan Nurani Sejahtera menyarankan supaya pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Sosial segera mencari lokasi baru untuk lokalisasi Yobar yang jauh dari pemukiman penduduk, lingkungan sekolah dan kampus,” ujar Bambang.
Selain itu, tidak kalah penting dan harus menjadi perhatian serius Dinas Sosial adalah keberadaan pemulung dan anak-anak jalanan yang notabene anak asli Papua terlihat setiap hari berada di depan toko-toko dan jalanan di kota Merauke.
“Perlu adanya pendataan terhadap para pemulung dan anak-anak jalanan tersebut. Apakah mereka putus sekolah ataukah sama sekali tidak pernah duduk dibangku sekolah? Sehingga dapat ditangani secara serius dengan menampung mereka pada asrama atau panti agar dapat menikmati pendidikan layaknya anak-anak seusia mereka,” tandas Bambang. (lea/jir/lo1)
Selain itu, tidak kalah penting dan harus menjadi perhatian serius Dinas Sosial adalah keberadaan pemulung dan anak-anak jalanan yang notabene anak asli Papua terlihat setiap hari berada di depan toko-toko dan jalanan di kota Merauke.
“Perlu adanya pendataan terhadap para pemulung dan anak-anak jalanan tersebut. Apakah mereka putus sekolah ataukah sama sekali tidak pernah duduk dibangku sekolah? Sehingga dapat ditangani secara serius dengan menampung mereka pada asrama atau panti agar dapat menikmati pendidikan layaknya anak-anak seusia mereka,” tandas Bambang. (lea/jir/lo1)