[PAPOS] – Pemerintah provinsi Papua melalui dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga provinsi Papua memberikan dana hibah kepada kabupaten/kota sebesar Rp.110 dari total alokasi anggaran sebesar Rp.152 miliar.
“Dana tersebut untuk membiayai sejumlah agenda-agenda yang terkait dengan penyelenggaran pendidikan,” kata Paul Indubri kepada wartawan di sela-sela Rapat Koordinnasi dan Sosialisasi Bantuan Keuangan dari Pemprov Papua tahun 2013, di Hotel Musi, kemarin.
Dikatakan, dana hibah untuk kabupaten/kota se Papua ini, untuk membiayai sejumlah agenda-agenda yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan di bidang pendidikan mulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), pendidikan dasar terutama program wajib belajar 9 tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi serta sejumlah kegiatan terkait dengan kolese pendidikan guru (KPG) di 3 kabupaten yakni Kabupaten Nabire, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Merauke.
Lebih lanjut, dari dana Rp 110 miliar yang dialokasikan ke kabupaten/kota ini, dari total anggaran itu yang kami alokasikan ke kabupaten/kota se Provinsi Papua ini.
Untuk itu, kata Paul Indubri, rapat koordinasi dan sosialisasi bantuan pendidikan ini, dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan persepsi prosedur saat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua mendistribusikan anggaran ini dari pemerintah provinsi masuk ke kas daerah kabupaten/kota.
Pihaknya mengharapkan semua anggaran yang didistribusikan kabupaten/kota harus masuk dan dianggarkan serta ditetapkan dalam dokumen perubahan kabupaten/kota dalam tahun 2013.
“Mungkin dari sisi waktu, pasti mendesak dan mungkin schedule waktu tidak sesuai dengan pembahasan kabupaten/kota, namun diharapkan dana ini punya makna yang besar dari penuntasan-penuntasan seluruh proses pembangunan pendidikan di kabupaten/kota,” katanya.
Oleh sebab itu, ujar Paul Indubri, terutama yang program-program prioritas terutama dalam penuntasan buta aksara, karena memang diketahui Provinsi Papua menduduki peringkat ke-33 dalam buta aksara di seluruh Indonesia, karena di Papua masih ada kurang lebih 600 ribu jiwa yang masih buta aksara.
Dari 600 ribu jiwa yang buta aksara itu, kurang lebih ada sekitar 34 persen dari penduduk Papua yang buta aksara itu yang menjadi sasaran yang harus dituntas sampai tahun 2015 harus bisa diturunkan menjadi 10 persen.
Untuk itu, imbuh Paul Indubri, alokasi bantuan ini memang diprioritaskan untuk penuntasan buta aksara, bukan karena fokus pada penuntasan buta aksara, tetapi masuk di pendidikan-pendidikan formal yang memang penting memutus mata rantai karena banyak anak yang putus sekolah, sehingga menjaga agar tidak terjadi putus sekolah dan menghambat terjadinya putus sekolah dengan program-program kita.
“Kita berharap tahun 2015, buta aksara ini bisa dituntaskan,” ujarnya.
Ditambahkan, dana bantuan itu seluruhnya bersumber dari dana otsus, sehingga diharapkan dana yang diberikan kabupaten/kota yang nilainya bervariasi ini, diharapkan dapat meningkatkan partisipasi murid.[tho]