Merauke, InfoPublik - Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan dr Nevil Maskita mengungkapkan, penyakit inpeksi saluran pernapasan atas (Ispa) atau dalam bahasa kedokterannya pneumonia masih merupakan penyebab pertama kematian balita di Indonesia.
‘’Berdasarkan hasil survey mortalitas tahun 2005 tingkat kematian akibat pneumonia di Indonesia berada di urutan pertama, yakni sekitar 23,6 persen. Kemudian disusul diare sekitar 15,3 persen. Lalu masalah lain termasuk kecelakaan 14,7 persen.
Kemudian neonatal sekitar 11,2 persen. Sedangkan akibat gizi buruk, berkisar 3,9 persen,’’ kata Nevil Maskita saat membuka penanganan Ispa bagi tenaga dokter dan tenaga medis lainnya, baru-baru ini.
Sementara di Kabupaten Merauke, lanjut dia, dari 10 penyakit besar 3 penyakit yakni ispa, malaria dan diare menjadi penyebab pertama kematian balita. ‘’Kadang-kadang tinggal bergantian, ispa dulu, lalu malaria kemudian diare dan sebaliknya. Jadi 3 penyakit ini yang sering bergantian penyebab kematian terbanyak di Merauke,’’ katanya.
Ditanya soal penyebab dari ispa tersebut, Nevil Maskita mengaku bermacam-macam. Bisa karena bakteri, bisa karena virus dan bisa karena radang alergi atau karena perubahan iklim.
Menurut Nevil, ispa ini sangat penting karena salah satu yang menjadi penting dari kasus ispa adalah radang paru dari balita yang disebut pneumonia. Karena pneumonia ini memberikan konstribusi kematian bagi bayi dan balita.
Karena itu, pihaknya melalui bantuan Dinas Kesehatan Provinsi Papua berupaya meningkatkan kapasitas bagi tenaga medis di tempat pelayanan baik dokter maupun tenaga medis lainnya.
‘’Kita memberikan pengetahuan kepada mereka sehingga penanganan terhadap kasus-kasus ispa terutama pneumonia pada bayi dan balita bisa ditangani dengan baik sehingga dapat mengurangi angka kematian bayi dan balita akibat ispa terutama pneumonia,’’ katanya.
Menurut Nevil, jika ditangani dengan baik tentunya akan menurunkan kematian bayi dan balita akibat ispa pneumonia. Dijelaskan tanda-tanda atau gejala dari penyakit inpeksi saluran pernapasan atas dapat berupa batuk, kesukaran bernapas, sakit tenggorokan, pilek, sakit teliga dan demam.
‘’Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita pneumonia atau inpeksi saluran pernapasan yang berat lainnya. apabila tidak ditangani dengan baik, maka dapat meninggal karena hipoksida atau terjadi infeksi menyeluruh,’’ tambahnya. (02/mcmerauke/Kus)