Menepis Ungkapan Kacang Lupa Kulit
MERAUKE - Bagi Herman Rahail yang kini sebagai Anggota DPRP Papua, konstituen atau rakyat pemilih sangatlah berarti. Menjaga komunikasi dengan rakyat yang memilihnya merupakan suatu hal yang wajib ia lakukan. Karena itu, paling tidak dalam beberapa bulan sekali Herman kerap menyempatkan diri menemui konstituen secara langsung yang ada di Kabupaten Merauke.
“Ini merupakan pertanggung jawaban moril kita kepada rakyat ketika kita sudah dipilih oleh mereka. Saya tidak mau ada kesan kacang lupa kulit, jadi komunikasi itu harus dijaga mulai saat pencalonan hingga terpilih duduk di kursi rakyat,” ungkap Herman kepada Bintang Papua saat reses ke Kabupaten Merauke, baru-baru ini.
Menurut politisi Partai PDIP ini, dengan sistem yang semakin berkembang seperti saat ini, komunikasi dengan konstituen bukan hanya sekedar simbol. Dan merupakan kewajiban bagi Herman untuk memberikan laporan tugas kepada konstituen di daerah pemilihannya.
“Ya sambil kita makan bersama disitulah kita saling berinteraksi. Saya jelaskan apa yang sudah saya perbuat, dan tentunya konstituen juga bisa memberikan penilaian terhadap apa yang sudah atau belum saya kerjakan,” ucapnya.
Meskipun menjadi seorang anggota dewan, tegas Herman, jangan merasa menjadi seorang pejabat. Seorang anggota dewan harus bersikap biasa-biasa saja, sebagaimana umumnya masyarakat.
Ditanya pendapatnya mengenai sikap oknum anggota DPR yang terkadang lupa dengan konstituennya, Heman mengaku sulit untuk memberikan penilaian. Menurutnya, semua kembali pada pribadi dan motivasi yang bersangkutan saat berniat mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.
“Intinya bagi saya pribadi apa yang saya peroleh ini, jabatan maupun gaji adalah juga milik rakyat karena rakyat sudah mendoakan saya. Jadi apa salahnya kita berbagi bersama toh uang juga uang rakyat kan,” ucapnya sembari tersenyum. (lea/achi/lo1)