Merauke (10/12)—Bidan praktek dan orangtuanya atas nama, Penina Iba serta keluarga, sangat kaget dikala melihat anak mereka lahir dengan jantung dan gumpalan usus yang terletak di bagian luar.
Melihat kondisi bayi tersebut, mereka langsung memutuskan untuk membawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pantauan tabloidjubi.com di bangsal anak RSUD Merauke, Minggu (9/12), terlihat bayi itu berada dalam inkubator. Sedangkan bagian usus yang menggumpal itu, diberikan perban. Jantungnya berada di sekitar leher dibiarkan dan terlihat bergerak sangat cepat. Sementara sang bayi, sedang tertidur.
Direktur RSUD Merauke, Adolf Bolang yang ditemui diruang kerjanya mengungkapkan, pihaknya sudah melihat secara langsung kondisi bayi. Dimana, jantungnya bersama usul berada di bagian tubuh lain. “Memang ini adalah suatu kejadian pertama ketika saya bertugas di RSUD Merauke sejak tahun 2004 silam. Beberapa dokter senior yang ditanyakan juga, mereka mengaku baru pertama kali ada kasus seperti demikian,” katanya.
Dengan melihat kondisi bayi seperti itu, kata Bolang, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Dokter spesialis anak sudah melakukan pemeriksaan dan hanya bisa dirujuk ke Jakarta. Karena peralatan di sini sangatlah minim dan harus lebih dari satu dokter spesialis yang menangani untuk dilakukan operasi lebih lanjut. “Kita tidak bisa berbuat banyak mengingat peralatan kesehatan sangatminim,” ungkapnya.
Bolang juga mengaku, tentunya pihak penerbangan juga akan berkeberatan untuk membawa bayi di atas pesawat. Sesuai aturan, minimal sudah harus tiga bulan. Sementara yang terjadi sekarang, baru satu hari setelah dilahirkan di salah satu bidan swasta di Buti, Kelurahan Samkakai.
“Memang belum ada pembicaraan antara dokter spesialis bersama orangtua bayi. Tetapi saya sarankan agar lebih cepat disampaikan, sehingga pihak keluarga juga mengetahui pasti,” tandasnya.
Ditambahkan, tentunya harus dilakukan operasi terlebih dahulu guna jantung bersama ususnya di kembalikan pada tempatnya. Dan, itu hanya bisa dilakukan di rumah sakit dengan peralatan canggih dan juga lebih dari satu dokter spesialis. “Memang kita akan berusaha untuk menjaga bayi selama dalam inkubator. Tetapi dikawatirkan saat akan dibuka, kuman juga bisa ikut masuk. Nah, ini yang kita takutkan,” ungkapnya.(Jubi/Ans)