Merauke – Salah satu warga binaaan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II B Merauke, Iknasius Kaize, Rabu (28/11) kemarin meninggal dunia secara tiba-tiba. Dari hasil pemeriksaan oleh tim medis dari RSUD Merauke, Iknasius mengalami serangan jantung.
Kepala Lembaga Permasyarakatan Merauke melalui Kepala Seksi Bimbingan anak didik (Binadik), Viktor Appono,SH, saat dikonfirmasi wartawan, membenarkan soal itu. Kata Viktor, sekitar pukul 07.30 WIT, Iknasius sempat mengeluh kesakitan dan masuk kamar mandi. Selang beberapa waktu, setelah Iknasius keluar dari kamar mandi, wajahnya tampak pucat dan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Karena rekan Iknasius mengganggapnya sakit biasa, rekannya pun membalur minyak di bagian tubuhnya. Kemudian, Iknasius sadar dan kembali ke kamar mandi yang kedua kali, namun pada saat itu ia muntah-muntah.
Melihat kondisinya, rekan Iknasius pun langsung mengangkatnya ke ruang penjagaan dan langsung dilarikan ke RSUD Merauke guna mendapat pertolongan medis. Sayangnya, nyawa Iknasius tidak tertolong lagi dan menghembuskan napas terakhirnya.
“ Sesuai dengan permintaan keluarga, kami akan membantu keluarga Iknasius untuk membawa jenazahnya ke rumah duka di daerah Muting. Rencanan kami akan kesana (muting) bersama keluarganya,” aku Vicktor.
Disinggung apakah tewasnya Iknasius akibat dari tindakan penganiyaan maupun kekerasan lainnya yang dilakukan oknum petugas (sipir), Viktor menampiknya, dan mengatakan bahwa Iknasius murni meninggal karena serangan jantung.
Sementara itu dokter yang memeriksa kondisi Iknasius, dr.Mario Simatupang, mengatakan, dari hasil diagnosa yang dilakukan, Iknasius meninggal karena serangan jantung. Pihaknya juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di bagian tubuhnya. Sekadar diketahui, Iknasius merupakan narapidana atas kasus persetubuhan anak di bawah umur, dan akan menjalani hukuman selama enam tahun.
Iknasius sendiri telah melanggar pasal 81 UU RI NO 23 Tahun 2002. Dan ia sudah menjalani hukumannya sejak 7 November 2009 lalu. (lea/don/LO1)

Artikel 