Pemilik Hak Ulayat Akhirnya Buka Palang Rawa Biru di Merauke

Merauke, InfoPublik -  PDAM  Merauke (PT Wedu) yang sempat tidak mengalirkan air ke pelanggan selama 7 hari akibat  sumber air di Rawa Biru yang berada di kawasan Taman Nasional Wasur dipalang,  mulai kembali beroperasi setelah pemilik hak ulayat membuka kembali palang di Rawa Biru tersebut.  

“Jadi mulai sore kemarin, masyarakat pemilik hak ulayat sudah membuka kembali pemalangan itu, sehingga kami bisa kembali memompa air dari Rawa Biru itu,” kata Manager Umum dan Keuangan PT Wedu, Katrina Rapar, ketika ditemui, Kamis (22/11).

Menurut Katrina, pembukaan palang ini setelah utusan dari Bupati Merauke, yakni dari PT Wedu sendiri, Pemda dan Kepolisian langsung menuju ke Rawa Biru menemui masyarakat untuk mendengarkan aspirasi langsung dari mereka.

Salah satu yang diminta masyarakat untuk menjadi perhatian Pemerintah Daerah adalah masalah akses jalan dari Kampung Yanggandur ke Rawa Biru.  

Selain pembukaan pemalangan Rawa Biru tersebut, lanjut Katrina Rapar, juga pembukaan pemalangan Stasion Pompa Muli Merauke yang telah dipalang lebih dari satu bulan.

Kapolres  mengadakan pertemuan dengan pemilik hak ulayat Ignasisus Bole Gebze,  dihadiri pula Ketua LMA Kabupaten Ignasius  Ndiken dan Anggota DPRD Merake Jorgen Betaubun.     

“Dalam pertemuan itu, Ignasius Bole Gebze menyatakan pemalangan di Muli sudah dibuka oleh pihak kepolisian dan juga sudah ada persetujuan dari pemilik hak ulayat Ignas,” katanya.

Ignasius Boleh Gebze, kata Katrina,  menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Merauke atas tindakan pemalangan selama ini yang membuat pelanggan kesulitan mendapatkan air bersih.

“Ia  juga berjanji tidak akan melakukan pemalangan lagi. Namun tetap menunggu jawaban dari Pemerintah Daerah dan PT Wedu  terkait tuntutan mereka,’’ terangnya.

Dengan dibukanya palang itu, operasional dan pelayanan dari PT Wedu akan  normal kembali melayani pelanggan dan masyarakat melalui permintaan air tanki.

 ‘’Hari ini air sudah mulai mengalir, namun tekanannya masih rendah  karena selama kurang lebih 7 hari kita tidak melakukan pemompaan dari Rawa Biru,’’ tambahnya. (02/media center/Kus/toeb)