Merauke, (27/11)— Kurang lebih sebelas kampung lokal yang tersebar di Kabupaten Merauke, menjadi fokus pendampingan yang dilakukan oleh SKP Keuskupan Agung Merauke. Meskipun bekerja dengan dana seadanya tanpa didukung fasilitas penunjang yang memadai, telah ada komitmen yang ditanamkan SKP untuk harus membangun kehidupan masyarakat pribumi yang selama ini didera dengan berbagai permasalahan.
Pelaksana Tugas Pimpinan SKP Keuskupan Agung Merauke, Hary Woersok yang ditemui tabloidjubi.com di ruang kerjanya, Selasa (27/11) mengungkapkan, sejak tahun 2008 silam, mereka telah bergerak untuk melakukan survei terhadap sebagian besar kampung sekaligus melakukan pemetaan terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Setelah berbagai permasalahan ditemukan, kata dia, dibuatkan program yang namanya peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi kegiatan pembangunan di kampung. Salah satu yang didorong adalah pilar aparat kampung bersama Bamuskam yang didorong pertama. “Kami bergandengan tangan secara bersama-sama membangun kerangka dalam upaya untuk pemenuhan hidup setiap hari di kampung,” katanya.
Lebih lanjut Harry mengungkapkan, tidak terasa, sudah lima tahun mereka melakukan pendampingan terhadap masyarakat. Hasilnya pun sudah bisa dirasakan mereka sendiri. Pada prinsipnya, SKP hanya bekerja melakukan pendampingan dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menjalankan apa yang telah dirintis. Mereka adalah pioner dan menjadi pelaku utama.
Dia menambahkan, inti keberhasilan pemberdayaan terhadap masyarakat pribumi adalah terletak kepada sikap pembentukan mental dari masyarakat di kampung-kampung yang nantinya akan sebagai pelaku utama. Selama berbagai kegiatan yang dilakukan oleh SKP, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke tidak pernah memberikan bantuan dana maupun fasilitas penunjang lain. “Kami bergerak dengan keterbatasan, tetapi komitmen bulat telah ditanamkan untuk harus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat pribumi,” tegasnya. (Jubi/Ans
Setelah berbagai permasalahan ditemukan, kata dia, dibuatkan program yang namanya peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi kegiatan pembangunan di kampung. Salah satu yang didorong adalah pilar aparat kampung bersama Bamuskam yang didorong pertama. “Kami bergandengan tangan secara bersama-sama membangun kerangka dalam upaya untuk pemenuhan hidup setiap hari di kampung,” katanya.
Lebih lanjut Harry mengungkapkan, tidak terasa, sudah lima tahun mereka melakukan pendampingan terhadap masyarakat. Hasilnya pun sudah bisa dirasakan mereka sendiri. Pada prinsipnya, SKP hanya bekerja melakukan pendampingan dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menjalankan apa yang telah dirintis. Mereka adalah pioner dan menjadi pelaku utama.
Dia menambahkan, inti keberhasilan pemberdayaan terhadap masyarakat pribumi adalah terletak kepada sikap pembentukan mental dari masyarakat di kampung-kampung yang nantinya akan sebagai pelaku utama. Selama berbagai kegiatan yang dilakukan oleh SKP, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke tidak pernah memberikan bantuan dana maupun fasilitas penunjang lain. “Kami bergerak dengan keterbatasan, tetapi komitmen bulat telah ditanamkan untuk harus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat pribumi,” tegasnya. (Jubi/Ans