Jayapura (19/11) — Sejumlah mahasiswa dari kabupaten Boven Digoel (Bodi), Papua yang menamakan diri Forum Independen Mahasiswa (FIM-BD) meminta bupati defenitif di kabupaten itu. Ketimpangan terjadi karena sampai sekarang belum ada Bupati Definitif.
“Di Boven Digoel tidak ada penegakan hukum yang pasti. Kami minta bupati yang defenitif. Hal ini nyata-nyata penanggung jawab adalah bupati,” kata Stefen Mamo, salah satu badan pengurus FIM-BD, kepadatabloidjubi.com, di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Senin (19/11).
Salah satu ketimpangan, menurut mereka adalah adanya pembagian bantuan kepada mahasiswa yang berasal dari kabupaten ini yang tidak merata.
Ahad (18/11) kemarin, FIM-BD mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) Boven Digoel agar segera memberikan bantuan kepada lebih dari seratus mahasiswa yang luput dari perhatian tersebut, paling tidak, bulan ini.
Stefen menilai, penjabat bupati Boven Digoel, Yesaya Merasi tidak mampu memenuhi permintaan mahasiswa dan belum mampu mengurusi Boven Digoel.
Karena itu, dia mendesak DPR Papua dan Pemda Provinsi Papua untuk turun langsung ke kabupaten yang baru saja dimekarkan dari kabupaten Merauke beberapa tahun lalu ini. Setidaknya menetapkan bupati defetinif di Boven Digoel.
“Itu yang kami tunggu-tunggu,” kata Stefen. (Jubi/Timo Marten)