“Terlepas dari kapasitas kami di dinas kesehatan, sudah sepantasnya kita sebagai manusia yang memiliki jiwa sosial menolong mereka dari rusaknya masa depan akibat aibon tersebut,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr Stevanus Osok usai menghadiri upacara Hari Pahlawan di lapangan Pemda Merauke, Sabtu (10/11) kemarin.
Dikatakan mantan Direktur RSUD Merauke ini, dalam lem Aibon terkandung zat Lysergic Acid Diethyilamideatau LSD. Zat tersebut sejenis zat hirup yang sangat mudah ditemui di produk lem perekat.
“Pengaruhnya sangat luar biasa bagi penggunanya. Sebab, ketika mengisap aromanya, zat kimia tersebut memengaruhi sistem saraf dan melumpuhkan,” ucapnya.
Zat yang dihirup dalam lem Aibon menjadikan penggunanya merasa bahagia hingga aktivitas sang pengguna akhirnya berkurang lantaran halusinasi yang dialami.
“Efeknya dapat menjadi nikmat yang luar biasa, sangat tenang dan mendorong perasaan nyaman.Sering kali ada perubahan pada persepsi, pada penglihatan, suara, penciuman, perasaan, dan tempat,”tutur dia
Osok mengingatkan agar para remaja menjauhi penyalahgunaan lem sebagai bagian dari gaya hidup. Sebab, efek yang ditimbulkan bisa saja lebih berbahaya dari menggunakan narkotika.
Sambungnya, ‘ngelem’ atau bahasa kerennya menghisap aibo di kalangan anak-anak aibon itu termasuk aktivitas napza, yaitu zatzat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik ditelan melalui mulut, dihirup melalui hidung, maupun disuntikkan melalui urat darah.
Zat-zat kimia itu dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Pemakaian lem secara terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan fisik dan atau psikologis. Selain itu,risiko yang pasti terjadi adalah kerusakan pada sistem saraf dan organ-organ penting lainnya, seperti jantung, paru-paru,hati.
“Jadi sekali lagi salah satu zat yang terdapat di dalam lem Aibon adalah lysergic acid diethyilamide (LSD). Untuk itu, cara termudah mencegah kematian akibat penggunaan napza (khususnya dalam hal ini lem Aibon), adalah tidak menggunakannya sama sekali. Sebab,jika sekali kecanduan, akan memiliki ketergantungan fisik dan psikologis, yang bisa berlangsung seumur hidup,” terangnya.
Tambahnya menghisap aibol bisa menyebabkan kematian mendadak, yang disebabkan spasme atau keram di otot per nafasan. Uapnya bersifat iri tan. Mengiriitasi mukosa saluran napas hingga melukai saluran per napasan sehingga terjadi ke ram di otot pernafasan.
“Setiap orang yang menghisap nya, kemungkinan bisa mengala mi kematian mendadak. Dan bila seseorang yang menghisapnya, tidak mengalami kematian, jangka lamanya akan merusak otak,” paparnya.
Melihat aktivitas anak-anak yang miris itu, dinas kesehatan dalam waktu dekat ini akan memberikan penyuluhan kepada anak-anak di kalangan komunitas aibon ini soal bahaya dari mengonsumsi lem yang dipasarkan bebas ini.
“Ya kita akan buat sosialisasi. Dan permasalahan lem aibon yang dijual bebas ini, kami tidak bisa salahkan pedagang karena memang selama ini belum ada larangan penjualan. Dan izin penjualan ini kan terkait dengan lintas sektoral. Ya kemungkinan kami akan usulkan penjualan dibatasi saja sehingga anak-anak tidak bebas untuk mendapatkannya,” tandas dia. (lea/achi/LO1)