Dalam acara yang dihadiri oleh Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak serta 180 delegasi bisnis Korea Selatan dan Indonesia, telah ditandatangani delapan nota kesepahaman. Nota itu antara lain kerja sama antara Perusahaan Managemen Energi Korea dengan Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan Pemerintah daerah Gorontalo tentang penerapan strategi karbon rendah.
Selain itu juga ada kerja sama antara PT Pertamina dengan Perusahaan Gas Korea. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan kerja sama tersebut menyangkut keberlangsungan ekspor gas Indonesia ke Korea, yang merupakan komoditi ekspor utama. "Ini terkait penyediaan listrik mereka. Hampir separuh ekspor ke Korea adalah minyak dan gas," jelasnya.
Departemen Kelautan dan Perikanan juga menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Industri Korea dalam pengembagnan teknologi laut dan lingkungan.
Selanjutnya, di bidang perdagangan, PT Asuransi Ekspor Indonesia menandatangani kesepakatan dengan perusahaan asuransi ekspor Korea. Menurut Mari, hal ini penting di tengah kondisi pembiayaan ekspor yang mengalami ketidakpastian. "Bilateral agreement antar-export insurance itu penting. Kalau ada pembeli yang diragukan, kita bisa tanya langsung ke mereka," tambahnya.
Kedua negara juga menandatangani kesepakatan untuk proyek sumber daya energi ramah lingkungan biomasa di Merauke, Papua, yang dijalankan PT Medcopapua Industri Lestari dengan Korea Midland Power Orient F A Machinary Samsung C&T Corporation.
Korea Midland power co ltd, Euro CAP Corporation dan Pemerintah daerah Riau juga membentuk kerja sama dalam proyek Riau Rokan Hilir di Pulau Pendadaran di bidang perkotaan dan pariwisata. Ada pula kerja sama proyek pengembangan energi hulu di Indragiri Riau.
Mari menambahkan, perdagangan Korea dan Indonesia mengalami pertumbuhan tinggi. "Ekspor naik 30 persen, impor hampir dua kali lipat, karena investasi mereka ke Indonesia naik," jelasnya. Ia melihat komitmen kerjasama ini bernilai positif untuk Indonesia.
Korea Selatan menempati posisi keenam dalam peringkat investasi terbesar di Indonesia. Dari tahun 1990 sampai Januari 2009, Korea Selatan telah menyuntikan dana investasi ke Indonesia sebesar US$ 4,8 miliar dengan proyek sebanyak 1.195 dan menyerap 402,991 tenaga kerja. Investasi terbesar berada di sektor elektronik dengan nilai investasi US$ 1,7 Miliar.
Selain itu dihadiri juga oleh 80 pihak dari Korsel dan 100 peserta dari Indonesia. Dalam forum ini ditandatangani delapan MoU, yaitu :
1. Korea Energy Management Corporation of Korea dengan Pemerintah DKI, Jakarta.
2. PT Pertamina dan Korea Gas Corporation.
3. Departemen Kelautan dan Perikanan dan Korea Institute of Industrial Technology of Korea untuk penelitian dan pengembangan bidang bioteknologi laut dan lingkungan.
4. Korea Energy Management Corporation dan Provinsi Gorontalo.
5. Korea Export Insurance Corporation dan PT Asuransi Ekspor Indonesia.
6. Korea Midland Power Orient F A Machinary Samsung C&T Corporation dan PT Medcopapua Indusrtri Lestari untuk Merauke Eco Friendly Biomass Power Project.
7. Korea Midland Power Co ltd, Pemerintah Riau, dan Euro CAP Corporation dalam bentuk joint development agreement untuk Proyel Riau Rokan Hilir Power di Pulau Pendadaran untuk kota dan pariwisata.
8. Korea Midland Power Co Ltd, Pemerintah Riau, dan Euro CAP Corporation berupa joint development agreement untuk Riau Indragiri Hulu Mine-Mouth Power Project.
Sumber : Tempo Interaktif dan Kompas