Bagi orang Papua jika kondisi tubuhnya masih memungkinkan dapat makan dan berjalan, maka dapat dikatakan sehat. Namun bagi masyarakat lainnya jika kurang enak badan sudah dikatakan sakit. Orang Papua, tidak makan berhari-hari tidak merasakan apa-apa, namun akan menyebabkan anemia. “Itu menjadi resiko terjadinya kelainan saat seorang ibu hamil maupun melahirkan”, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, Drg. Joseph Rinta Rahdiachmaka,M.Kes ketika dijumpai di ruang kerjanya. (7/3). Dirinya mengungkapkan, di Papua seorang ibu hamil yang mengidap anemia dapat melahirkan dengan selamat, namun akhirnya, berdampak pada kondisi bayi yang rentan terhadap berbagai penyakit dan mengalami kekurangan berat badan dibawah 2,5 kg. Hal ini, kata Rinta, sangat sulit diperbaiki karena kekebalan tubuhnya sudah sangat berbeda.
Dikatakannya, kasus kematian ibu melahirkan tahun 2008 secara kumulatif banyak disebabkan karena perdarahan. “Dari 7 kasus kematian, 5 diantaranya disebabkan oleh perdarahan. Jika terdapat kasus kematian karena gizi buruk, itu berarti berasal dari penyakit penyertanya”, kata Rinta seraya menambahkan bahwa kasus gizi buruk mengalami peningkatan ditahun 2008 menjadi 214 orang karena masalah konsumsi nutrisi yang minim.
Menurutnya, jika kita ingin memperbaiki SDM Papua, perlu dilakukan secara komprehensif dan holistik dengan terlebih dahulu mempersiapkan kebutuhan dasarnya berupa sandang, pangan, papan. “Sebesar apapun anggaran kesehatan dan sehebat apapun pelayanan kesehatan namun jika masyarakat tidak dilibatkan dalam kesehatan maka kualitas kesehatan pribadi tidak akan terwujud. Semua kembali pada pemahaman masyarakat terhadap konsep sehat.” ujarnya,
Berkomentar mengenai tanggungg jawab kesehatan, Kepala Puskesmas Mopah Baru dr. Yvonne Woersok mengatakan hal yang sama. Dirinya mengatakan, masalah kesehatan seolah-olah merupakan tanggung jawab petugas kesehatan semata. Sementara disejumlah daerah di luar Papua, Posyandu sebagai unit layanan terdepan dalam kesehatan, tidak hanya didatangi oleh petugas kesehatan. Namun ada peran dinas terkait di dalamnya, seperti adanya petugas pertanian untuk melihat kondisi ketersediaan gizi masyarakat. (drie/Merauke)
Sumber : Tabloid Jubi
Dikatakannya, kasus kematian ibu melahirkan tahun 2008 secara kumulatif banyak disebabkan karena perdarahan. “Dari 7 kasus kematian, 5 diantaranya disebabkan oleh perdarahan. Jika terdapat kasus kematian karena gizi buruk, itu berarti berasal dari penyakit penyertanya”, kata Rinta seraya menambahkan bahwa kasus gizi buruk mengalami peningkatan ditahun 2008 menjadi 214 orang karena masalah konsumsi nutrisi yang minim.
Menurutnya, jika kita ingin memperbaiki SDM Papua, perlu dilakukan secara komprehensif dan holistik dengan terlebih dahulu mempersiapkan kebutuhan dasarnya berupa sandang, pangan, papan. “Sebesar apapun anggaran kesehatan dan sehebat apapun pelayanan kesehatan namun jika masyarakat tidak dilibatkan dalam kesehatan maka kualitas kesehatan pribadi tidak akan terwujud. Semua kembali pada pemahaman masyarakat terhadap konsep sehat.” ujarnya,
Berkomentar mengenai tanggungg jawab kesehatan, Kepala Puskesmas Mopah Baru dr. Yvonne Woersok mengatakan hal yang sama. Dirinya mengatakan, masalah kesehatan seolah-olah merupakan tanggung jawab petugas kesehatan semata. Sementara disejumlah daerah di luar Papua, Posyandu sebagai unit layanan terdepan dalam kesehatan, tidak hanya didatangi oleh petugas kesehatan. Namun ada peran dinas terkait di dalamnya, seperti adanya petugas pertanian untuk melihat kondisi ketersediaan gizi masyarakat. (drie/Merauke)
Sumber : Tabloid Jubi