Animo Pegawai Negeri Sipil untuk menjadi pendonor darah tergolong rendah. Dari data yang diperoleh, justru 70% pendonor darah berasal dari kalangan TNI dan POLRI. Hal ini diungkapkan Kepala Unit Transfusi Darah RSUD Merauke dr.Paul Kalalo dalam pertemuan evaluasi program SALT (Stimulate, Appresiation, Analize, Link,Learn, Listening,Transfering) kerjasama UNFPA dengan tim SALT Kabupaten Merauke yang bertempat di aula KPAD Merauke (20/12). Semestinya, menurut Kalalo, masyarakat tidak perlu takut untuk mendonorkan darahnya karena sudah sering disosialisasikan mengenai kegunaan donor. Di samping itu, saat ini pihak UTD melakukan program pemeriksaan darah gratis bagi mereka yang akan di donor namun sayangnya tak banyak mendapat respon dikalangan masyarakat. Menurutnya, rendahnya animo warga untuk mendonorkan darah disebabkan karena rendahnya kesadaran warga untuk melakukan pemeriksaan sehingga pihak UTD mengalami kekurangan pasokan darah jika membutuhkan darah untuk pasien yang sedang dirawat. “Terkadang kami kesulitan mencari darah karena di PMI pun ketersediaan darah terbatas. Sehingga untuk mengantisipasi kekurangan, biasanya keluarga pasien meminta darah dari relawan yang berasal dari kerabat atau rekan-rekannya”, ungkap Kalalo.
Dirinya mengatakan perlunya sosialisasi yang lebih gencar yang dilakukan oleh PMI terhadap masyarakat terutama kalangan pegawai negeri sipil. “Kesadaran untuk donor saja rendah, apalagi membangun kesadaran untuk VCT aids”, imbuhnya.
Silahkan berikan komentar melalui Facebook. Jangan lupa login dulu melalui akun facebook anda. Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel atau berita yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan radarmerauke.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.