MERAUKE – Keterlambatan pengerjaan proyek fisik di Kabupaten Merauke saat ini, dinilai Anggota DPRD Kabupaten Merauke, Bambang Sudji akibat dari kondisi cuaca yang anomali.
“Jadi bukan hanya pengadaan material yang menjadi masalah dalam pengerjaan proyek seperti yang selalu dikeluhkan kontraktor, tetapi yang tidak bisa dilupakan juga bahwa kondisi cuaca ikut memengaruhi,” ungkap Bambang saat bincang-bincang dengan Bintang Papua, Jumat (22/2) pagi.
Lebih jauh digamblangkan Bambang, seperti curah hujan yang begitu intens sejak Januari lalu, secara telak bisa membuat proyek fisik mengalami kemandegan dalam pengerjaannya. Dan ini sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
“Jadi bukan hanya pengadaan material yang menjadi masalah dalam pengerjaan proyek seperti yang selalu dikeluhkan kontraktor, tetapi yang tidak bisa dilupakan juga bahwa kondisi cuaca ikut memengaruhi,” ungkap Bambang saat bincang-bincang dengan Bintang Papua, Jumat (22/2) pagi.
Lebih jauh digamblangkan Bambang, seperti curah hujan yang begitu intens sejak Januari lalu, secara telak bisa membuat proyek fisik mengalami kemandegan dalam pengerjaannya. Dan ini sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
“Disini kita kan tidak bisa memprediksi cuaca, tiba-tiba hujan tiba-tiba panas. Jadi selamanya juga kita tidak bisa menyalahkan pihak kontraktor karena banyak faktor yang menjadi penyebab dan ini harus kita pahami,” umbarnya.
Di bagian lain, menyinggung soal keberadaan Merauke yang tepat di daerah datar, dan bahkan lebih rendah dari permukaan laut, untuk itu Pemerintah harus tanggap.
“Salah satunya yaitu dengan memfungsikan pintu air yang ada. Contohnya saja pintu air yang sekarang ini, pas saya turun langsung untuk melihatnya beberapa hari lalu, sepertinya tidak berfungsi. Nah kalau sewaktu-waktu terjadi air pasang kemudian curah hujan tinggi kan bisa lebih parah lagi (banjir),” tandasnya. (lea/achi/lo1)
Di bagian lain, menyinggung soal keberadaan Merauke yang tepat di daerah datar, dan bahkan lebih rendah dari permukaan laut, untuk itu Pemerintah harus tanggap.
“Salah satunya yaitu dengan memfungsikan pintu air yang ada. Contohnya saja pintu air yang sekarang ini, pas saya turun langsung untuk melihatnya beberapa hari lalu, sepertinya tidak berfungsi. Nah kalau sewaktu-waktu terjadi air pasang kemudian curah hujan tinggi kan bisa lebih parah lagi (banjir),” tandasnya. (lea/achi/lo1)