Kepala PT Pelni Cabang Merauke, Nelson Idris
Menurut Nelson, praktek tersebut dilakukan oleh oknum-oknum di luar awak kapal atau petugas Pelni sendiri yang tujuannya hanya ingin mengambil keuntungan.
“Itu perbuatan oknum yang tidak jelas asalnya dari mana, tetapi kalau dari pihak kami itu tidak ada karena jika betul terjadi maka akan ditindak tegas,” ungkap Nelson kepada Bintang Papua di ruang kerjanya, kemarin.
Bagi Nelson, khususnya praktek percaloan ‘kasur’ jelas merugikan penumpang. Alasannya, penumpang merasa penggunaan kasur sudah merupakan fasilitas yang diberikan Pelni atas tiket yang dibeli mereka.
“Jadi ketika kasur itu dijual belikan oleh oknum kepada penumpang, ya terang saja penumpang akan komplain. Karena fasilitas kasur itu adalah hak penumpang sesuai dengan tiket yang mereka beli,” terangnya.
Sambungnya, atas ulah calo seperti itu akan berdampak bagi nama baik perusahaan pelayaran ber-plat merah ini, dimana penumpang sebagai pengguna jasa yang diberikan Pelni merasa kecewa dan tidak puas. Lantas, berujung pada nama baik Pelni yang dinilai memiliki pelayanan buruk.
“Kami (Pelni) yang akan kena dampaknya karena ujung-ujungnya kami yang dikomplain. Mereka beranggapan ABK yang melakukan itu atau petugas Pelni. Padahal itu oknum yang tidak jelas siapa dan main naik ke atas kapal kami untuk membuat ulah,” ucapnya.
Selanjutnya Nelson berharap tindakan percaloan ini bisa diminimalisir, dimana penumpang harus tegas terhadap apa yang menjadi hak mereka.
“Ketika anda naik kapal terus ada yang jual kasur, anda harus tegas bahwa adalah hak penumpang. Dan Pelni sendiri tidak pernah memerintahkan atau membenarkan adanya praktek seperti itu. Itu hanya ulah oknum yang ingin ambil keuntungan saja,” tandasnya mengingatkan. (lea/achi/LO1)