Bayi dalam inkubator
Bayi yang terlahir dari seorang ibu bernama Penima Iba, warga Kampung Buti, Kelurahan Samkakai, Kabupaten Merauke, Sabtu (8/12) sekitar pukul 03.00 WIT mengejutkan pihak keluarga. Mereka lantas memutuskan membawa si bayi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Saat ini bayi berjenis laki-laki itu tengah berada di dalam inkubator. Meski bagian usus yang menggumpal di luar tubuhnya, ditempel perban dan jantungnya yang menggantung di sekitar leher terlihat bergerak sangat cepat. Namun bayi mungil itu tertidur dengan pulasnya. Sementara orang tua bayi, khususnya sang ibu yang setia menjaganya, hanya bisa menatap dengan pandangan sendu nan memelas.
Di ruang terpisah, Direktur RSUD Merauke, dr Adolf Bolang, mengungkapkan, pihaknya sudah melihat secara langsung kondisi bayi. Bahkan, kejadian ini merupakan kali pertama yang terjadi di RSUD Merauke sejak ia bertugas dari tahun 2004.
“Memang ini adalah suatu kejadian pertama ketika saya bertugas di RSUD Merauke sejak tahun 2004 silam. Beberapa dokter senior yang ditanyakan juga, mereka mengaku baru pertama kali temui kasus seperti demikian,” tutur Adolf kepada wartawan, Senin (10/12) kemrain.
Melihat kondisi bayi yang lahir tidak seperti bayi-bayi kebanyakan ini, sontak membuat pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Alasannya, berdasarkan pemeriksaan dokter spesialis anak, bayi Penima Iba ini harus dirujuk ke Jakarta.
“ Karena peralatan di sini sangatlah minim dan harus lebih dari satu dokter spesialis yang menangani untuk dilakukan operasi lebih lanjut. Jadi kita tidak bisa berbuat banyak mengingat peralatan kesehatan sangat minim,” akunya.
Jika bayi tersebut dirujuk ke Jakarta, kemungkinan pihak penerbangan bakal keberatan karena pertimbangan soal kondisi bayi di atas pesawat kelak. Alasannya, merujuk pada aturan penerbangan, bayi yang bisa menumpangi pesawat minimal harus berusia tiga bulan.
“Ini bayinya kan baru usia satu hari. Memang belum ada pembicaraan antara dokter spesialis bersama orangtua bayi. Tetapi saya sarankan agar lebih cepat disampaikan, sehingga pihak keluarga juga mengetahui pasti,” terangnya.
Lebih jelas untuk membuat kondisi bayi berlangsung normal, cara satu-satunya adalah melalui operasi, guna mengembalikan posisi jantung dan usus pada tempatnya. Dan, sambung Bolang, itu hanya bisa dilakukan di rumah sakit dengan peralatan canggih, serta ditangani lebih dari satu dokter spesialis.
“Memang kita akan berusaha untuk menjaga bayi selama dalam inkubator. Tetapi yang dikawatirkan saat akan dibuka, kuman juga bisa ikut masuk. Nah, ini yang kita takutkan,” bebernya seraya menutupi. (lea/achi/LO1)