Sekretaris Jenderal Parlemen Rakyat Daerah (PRD) Wilayah Merauke, Petrus T Katem.
Informasi yang berhasil dihimpun Bintang Papua dari berbagai sumber, pengeroyokan yang disertai penganiayaan itu diduga dilakukan oleh oknum anggota TNI AD berjumlah sekitar 15 orang, yang bertugas di Kompi E Batalyon Infanteri 755/Yalet Merauke.
Dugaan pengeroyokan itu bermula saat Petrus membonceng seorang temannya bernama Robertus Mayonim menggunakan sepeda motor miliknya.
Saat melintas di persimpangan jalan ada sebuah kubangan sehingga Petrus memilih menghindar dan mengarah ke jalan sebelahnya.
Karena saat itu kondisi jalan lumayan sempit dan terdapat sejumlah pria cepak yang diduga anggota TNI sedang berdiri, sehingga Petrus nyaris menabrak salah seorangnya.
Aksi Petrus tersebut tidak diterima, sehingga mereka pun memanggil Petrus untuk berhenti. Karena Petrus terus berlalu dengan motornya, membuat para oknum tersebut marah dan memburu Petrus dan rekannya. Setelah berhasil menghalau Petrus, kemudian mereka memukul Petrus. Kemudian Petrus dan rekannya yang tidak dipukul itu digiring ke Pos Kompi E, dan setibanya disana Petrus kembali dihajar sejumlah oknum yang ada di Pos tersebut. Pemukulan terhadap Sekjen PRD Wilayah Merauke ini sempat ditonton oleh warga setempat.
Sayangnya Petrus yang ditemui Bintang Papua di kediamnnya, Senin (5/11) pagi kemarin, enggan berkomentar soal aksi pemukulan tersebut. Petrus hanya berucap bahwa, apa yang telah terjadi pada dirinya ini hanya sebuah musibah dan kasus ini pun akan diselesaikan secara kekeluargaan.
Sementara itu Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap Brigjen TNI Edy Rahmayadi saat dikonfirmasi ihwal oknum Anggota TNI AD yang diduga sebagai pelaku penganiayaan Petrus, mengaku belum bisa memberikan keterangan karena masih berada di Jayapura, menghadiri acara serah terima jabatan Pangdam XVII/Cenderawasih.
“Saya masih di Jayapura, nanti saya cek dulu ya,” balas Danrem saat dihubungi via pesan singkat (SMS), kemarin. (lea/achi/LO1)