KPA Berharap Keberadaan PSK ‘Belrusak’ Terus Terpantau
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Merauke, Heni Suparman SH.
Tetapi yang tidak bisa dipungkiri dari imbas pembongkaran pemukiman ini, dimana diketahui bahwa ‘belrusak’ merupakan salah satu tempat mangkalnya para pramunikmat, sehingga dengan pembongkaran itu dikhawatirkan dapat membuat para PSK yang selama ini ‘ngetem’ disana tidak dapat terlokalisir keberadaannya.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Merauke, Heni Suparman SH menanggapi aksi pembongkaran tersebut memang baik karena berangkat dari niat tulus Pemerintah untuk membangun pintu air yang dapat mencegah musibah banjir, dimana sewaktu-waktu bisa menimpa masyarakat di kota ini. Namun yang menjadi kekhawatiran KPA atas pembongkaran itu, para pramunikmat yang mencari nafkah di ‘belrusak’ selama ini terpaksa harus hengkang dari kawasan tersebut.
“Akan menjadi persoalan kalau mereka ini pindah kemana dan tempatnya tidak jelas. Tetapi berdasarkan informasi yang kami terima mereka pindah ke samping rumah sakit, ya masih satu kawasan juga sehingga masih bisa terpantau lah,” kata Heni kepada Bintang Papua, Sabtu kemarin.
Heni mengatakan seharusnya Pemerintah melalui instansi teknis berkoordinasi dengan KPA terkait pembongkaran itu. Alasannya, dalam kawasan itu ada komunitas PSK yang tinggal dan hidup mencari nafkah sehingga harus mendapatkan pemantauan dan pengawasan melekat. Dan ini, sambungnya, karena berkolerasi erat dengan angka pengidap HIV dan AIDS di Kabupaten Merauke selama ini.
“Yang dikhawatirkan kan ketika mereka itu tinggal dimana, karena kalau sampai menyebar ke tempat lain ini kan tidak terorganisir atau lokalisir ruang gerak mereka. Nah kalau mereka sampai hidup lepas tanpa pengawasan, terus nanti untuk pemantauan pemeriksaan rutin mereka di Pusat Kesehatan Reproduksi (PKR) bagaimana?” tanyanya seraya berharap para PSK itu masih berkenan untuk datang ke PKR memeriksakan diri.
Lebih jelas kata Anggota Komisi A DPRD Merauke dari Partai Golkar ini, keberadaan PSK secara illegal turut berkontribusi atas tingginya akan pengidap HIV dan AIDS. Lain hal dengan mereka yang tinggal di lokalisasi Yobar maupun tempat-tempat seperti bar dan panti pijat yang mendapat pengawasan ketat. “Ya saya berharap keberadaan mereka masih terus terpantau sehingga mereka bisa melaksanakan kewajibannya dalam pemeriksaan rutin,” tandas Heni. (lea/achi/LO1)

Artikel 