MERAUKE – Jika kebanyakan orang mengenal traktor sebagai kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau implemen yang digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Namun sebaliknya bagi warga yang bermukim di Distrik Naukenjerai, Kabupaten Merauke, traktor jadi alat angkut alternatif untuk membawa mereka melalui jalan yang rusak dan berlumpur menuju ke salah satu kampung bernama Kondo. Untuk tiba di Kampung Kondo yang penuh tantangan, apalagi usai diguyur hujan lebat, warga setempat kerap memanfaatkan traktor sebagai angkutan darat yang cocok dengan medan. Maklum, traktor diyakini sebagai tranportasi pemecah persoalan pada jalan, seperti kubangan, lumpur dan lainnya.
Kepala Kampung Tomerau Nataniel Ndimar membenarkan, selama ini kehadiran traktor milik Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Merauke ini sangat membantu warga, khususnya mereka yang akan pergi ke Kampung Kondo. Pasalnya, tidak ada kendaraan roda empat yang beroperasi sehingga traktor pun dimanfaatkan sebagai alat transportasi.
“Ya mau bagaimana lagi karena hanya traktor yang bisa diandalkan mereka. Apalagi bagi petugas Puskesmas atau lainnya yang suka bawa barang banyak ketika akan tugas ke Kondo, mereka pakai traktor untuk bisa tembus ke sana,” tutur Ndimar saat bincang-bincang dengan Bintang Papua, Kamis (20/9) kemarin.
Menggunakan traktor memang tidak sekeren dan selincah kendaraan roda empat lainnya yang bisa melaju pesat. Namun untuk kondisi jalan seperti ini, lagi-lagi diakui Ndimar, traktor memang jadi primadona meskipun jalannya merayap lambat.
“Biar pun lambat tapi dia (traktor) bisa tembus. Selain itu duduknya pun harus waspada karena kalau tidak hati-hati bisa terjatuh,” ucapnya tersenyum.
Traktor yang dikemudi oleh operator dari Dinas terkait yang bertugas di Naukenjerai ini, bisa mengangkut sekitar enam orang penumpang. Dan biaya angkutannya pun sangat ekonomis, dimana penumpang kadang memberi uang rokok atau biaya bahan bakar minyak (BBM) saja.
Dari pantauan Bintang Papua, para penumpang yang ada di aats traktor kemarin sangat menikmati perjalanan mereka. Namun saat perjalanan penumpang wajib menggunakan jaket, masker, biar terlindung dari panas dan debu saat kondisi cuaca panas menyengat. (lea/achi/LO1)
Kepala Kampung Tomerau Nataniel Ndimar membenarkan, selama ini kehadiran traktor milik Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Merauke ini sangat membantu warga, khususnya mereka yang akan pergi ke Kampung Kondo. Pasalnya, tidak ada kendaraan roda empat yang beroperasi sehingga traktor pun dimanfaatkan sebagai alat transportasi.
“Ya mau bagaimana lagi karena hanya traktor yang bisa diandalkan mereka. Apalagi bagi petugas Puskesmas atau lainnya yang suka bawa barang banyak ketika akan tugas ke Kondo, mereka pakai traktor untuk bisa tembus ke sana,” tutur Ndimar saat bincang-bincang dengan Bintang Papua, Kamis (20/9) kemarin.
Menggunakan traktor memang tidak sekeren dan selincah kendaraan roda empat lainnya yang bisa melaju pesat. Namun untuk kondisi jalan seperti ini, lagi-lagi diakui Ndimar, traktor memang jadi primadona meskipun jalannya merayap lambat.
“Biar pun lambat tapi dia (traktor) bisa tembus. Selain itu duduknya pun harus waspada karena kalau tidak hati-hati bisa terjatuh,” ucapnya tersenyum.
Traktor yang dikemudi oleh operator dari Dinas terkait yang bertugas di Naukenjerai ini, bisa mengangkut sekitar enam orang penumpang. Dan biaya angkutannya pun sangat ekonomis, dimana penumpang kadang memberi uang rokok atau biaya bahan bakar minyak (BBM) saja.
Dari pantauan Bintang Papua, para penumpang yang ada di aats traktor kemarin sangat menikmati perjalanan mereka. Namun saat perjalanan penumpang wajib menggunakan jaket, masker, biar terlindung dari panas dan debu saat kondisi cuaca panas menyengat. (lea/achi/LO1)