MERAUKE, KOMPAS.com - Angkutan penyeberangan laut di perairan Selatan Provinsi Papua, terkendala kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi. Demi keselamatan pelayaran, operasi kapal perintis harus ditunda pemberangkatannya.
Muh Toni, Manajer Operasi dan Pemeliharaan PT ASDP Ferry Indonesia (Persero) Cabang Merauke menuturkan, akibat gelombang tinggi, kapal perintis KMP Muyu terlambat 10 hari dari jadwal tiba di Pelabuhan Merauke. Kapal dengan rute Merauke-Atsj-Agats-Sawa Erma-P omako (Mimika), tersebut kini masih tertahan di Pelabuhan Agats karena cuaca buruk .
Diungkapkan Toni, bila kondisi cuaca membaik dan gelombang laut sudah tidak tinggi lagi, KMP Muyu rencanya akan diberangkatkan dari Agats ke Merauke, Selasa (7/2/2012) ini.
"Kapal itu berangkat dari Merauke 17 Januari, kalau tidak ada gelombang tinggi seharusnya sudah sampai lagi di Merauke 26-27 Januari lalu," ungkapnya.
Kantor Administrator Pelabuhan (Syahbandar) Merauke mengeluarkan imbauan kepada perusahaan pelayaran nasional dan rakyat, pemilik kapal dan nelayan tradisional agar menunda pemberangkatan kapal, sejak 29 Januari.
Hal ini karena berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Papua, ketinggian gelombang di perairan Papua bagian selatan mencapai 4-7 meter.
Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Merauke, Hengky Mainassy mengatakan, pihaknya berpedoman pada ketinggian gelombang. Bila tinggi gelombang sudah di bawah 2 meter maka aman untuk pelayaran sehingga kapal barang maupun penumpang dapat diberangkatkan. Akan tetapi bila gelombang di atas 2 meter berbahaya bagi keselamatan pelayaran.