Puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Merauke ke-110, diwarnai pesta kembang api dan goyangan maut dari Trio Macan, berlangsung di Lapangan Hasanap Sai, Pemda Merauke, Minggu (12/2). Seperti apa kemeriahannya?
Laporan: Yulius Sulo, Merauke
PUNCAK peringatan HUT Kota Merauke ke-110 tersebut, diawali dengan doa berantai dari 5 tokoh agama yang ada di Merauke, Katolik, Protestan, Islam, Hindu dan Budha. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan pemotongan sagu save oleh Ketua DPRD Merauke Ir Leonardus Mahuze dan nasi tumpeng oleh Wakil Bupati Merauke Sunarjo, S.Sos.
Seusai pemotongan sagu save dan nasi tumpeng tersebut dilanjutkan dengan pesta kembang api dan hiburan dengan menghiburkan Trio Macan dari ibukota. Warga kota Merauke pun dihipnotis dengan goyangan-goyangan maut dari Trio Macan..
Ketua Panitia Drs Agustinus Joko Guritno, M.Si mengungkapkan dalam rangka HUT Kota Merauke tersebut telah digelar berbagai kegiatan, mulai dari kegiatan sosial berupa pasar murah di Jagebob, nikah massal gratis dengan sasaran dari Katolik 50 pasangan, Islam 50 pasangan, Protestan 50 pasangan dan Hindu 4 pasangan.
Kemudian pelayanan kesehatan gratis berupa pemeriksaan mata lalu khitanan massal. Sedangkan hiburan berupa Karnaval dengan melibatkan seluruh unsure yang ada di Merauke, termasuk lomba tari wayase. Sementara dibidang olahraga, berbagai lomba digelar diantaranya pertandingan sepak bola antar club, terjun payung, lomba pacuan kuda dan berbagai lomba lainnya.
Wakil Bupati Sunarjo mengajak seluruh masyarakat Merauke untuk mensyukuri atas
berkat dan karunia yang telah diberikan Tuhan sehingga sampai saat ini Merauke telah memasuki usia yang ke-110 tahun. Dikatakan, diusia yang cukup panjang tersebut tentunya sudah banyak yang dilakukan. Namun disisi lain, masih banyak pula kekurangan terutama masyarakat di yang tinggal jauh di pelosok pedalaman. Karena itu melalui Momen HUT tersebut, Wabup Sunarjo mengajak semua komponen masyarakat untuk terus memperkokoh persatuan dan meningkatkan kinerja untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang dimulai dari kampung, dengan harapan kesejahteraan masyarakat meningkat.
‘’Saya ingin tegaskan, saya dan Pak Bupati tidak perlu popularitas dan pujian. Tapi kami ingin menunjukan karsa dan karya karena memang kami peduli. Karena ketika
ada yang susah, mari kita sama-sama peduli dan saling mengingatkan bahwa ada yang perlu kita pedulikan,’’ katanya.
Terlepas dari smua itu, lanjut Wabup Sunarjo, semua orang Merauke harus mampu berdiri di kaki sendiri, berdikari. Karena kata Wabup Sunarjo, Bupati selalu
menyampaikan di berbagai kesempatan ungtuk tidak menjadi orang Merauke yang minta-minta dan kalau susah katakan jujur dan adil. ‘’Ini pesan Bupati satu jam lalu. Jadi popularitas kami berdua tidak kami prioritaskan. Yang penting adalah bagaimana Merauke menjadi cerdas, sehat dan sejahtera kedepan,’’ katanya. (*)