Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan listrik yang semakin tinggi di Kabupaten Boven Digoel, memaksa Pemerintah Kabupaten Boven Digoel kembali melakukan pengadaan 2 unit mesin pembangkit listrik. Mesin merk Catepilar yang masing-masing berkapasitas 810 KVA itu sudah berada di Merauke dan sedang menunggu kapal pengangkut ke Tanah Merah.
‘’Kalau sudah ada kapal yang mengangkut, diharapkan bulan Juli ini 2 mesin itu sudah ada di Tanah Merah sehingga tahun ini juga setelah dipasang dan bisa difungsikan,’’ kata Bupati Boven Digoel Yusak Yaluwo, SH, M.Si melalui Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Boven Digoel Johanes Tanety, kepada Cenderawasih Pos.
Saat ini oleh kontraktor pemenang tender, lanjut Tanety, sedang mengupayakan mencari kapal yang bisa bisa mengangkut 2 mesin tersebut. Setidaknya dibutuhkan kapal yang dapat mengangkat mesin tersebut dari pelabuhan Merauke ke atas kapal. Begitu pula saat di Tanah Merah, dari atas kapal ke atas mobil pengangkut.
Sebab, kedua mesin itu masing-masing memiliki bobot sekitar 6 ton. Untuk pengadaan 2 mesin tersebut, Pemkab Boven Digoel mengalokasikan dana sebesar 129.000 dollar Amerika per unitnya atau dengan total sekitar Rp 2,729 Miliar lebih. ‘’Dana itu sudah termasuk PPN, biaya transportasi, pemasangan mesin termasuk keuntungan dari pihak kontraktor,’’ terangnya.
Menurut John Tanety, pengadaan 2 mesin tersebut guna memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat akan daya listrik. Sebab, dengan 4 mesin milik Pemkab yang dikerjasamakan dengan PT PLN saat ini, tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat. Apalagi dengan rencana akan dioperasikannya Rumah Sakit Daerah Tipe C yang membutuhkan daya listrik yang cukup besar.
“Pengadaan mesin ini salah satu tujuannya untuk rencana pengoperasian rumah sakit kami. Tentunya, kalau daya tidak ditambah melalui pengadaan 2 mesin ini, pengoperasian rumah sakit yang rencananya akan dimulai tahun ini tidak bisa terlaksana,” terangnya.
Dijelaskan, dari 4 mesin yang ada saat ini hanya 3 unit mesin yang dioperasikan dengan kapasitas daya 4.500 Kilowatt. Sementara pada saat puncak pemakaian sudah mencapai 4.800 Kilowatt. Ketiga mesin tersebut tidak bisa dipoerasikan seluruhnya, tapi harus ada salah satu yang standby dengan sistem rotasi. Artinya, salah satu dari 3 mesin tersebut bila telah beroperasi selama 1000 jam harus dilakukan perawatan lagi digantikan dengan mesin yang sudah dirawat sebelumnya. “Ini dilakukan supaya mesin bisa tetap dalam keadaan terawat,”pungkasnya. (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos
‘’Kalau sudah ada kapal yang mengangkut, diharapkan bulan Juli ini 2 mesin itu sudah ada di Tanah Merah sehingga tahun ini juga setelah dipasang dan bisa difungsikan,’’ kata Bupati Boven Digoel Yusak Yaluwo, SH, M.Si melalui Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Boven Digoel Johanes Tanety, kepada Cenderawasih Pos.
Saat ini oleh kontraktor pemenang tender, lanjut Tanety, sedang mengupayakan mencari kapal yang bisa bisa mengangkut 2 mesin tersebut. Setidaknya dibutuhkan kapal yang dapat mengangkat mesin tersebut dari pelabuhan Merauke ke atas kapal. Begitu pula saat di Tanah Merah, dari atas kapal ke atas mobil pengangkut.
Sebab, kedua mesin itu masing-masing memiliki bobot sekitar 6 ton. Untuk pengadaan 2 mesin tersebut, Pemkab Boven Digoel mengalokasikan dana sebesar 129.000 dollar Amerika per unitnya atau dengan total sekitar Rp 2,729 Miliar lebih. ‘’Dana itu sudah termasuk PPN, biaya transportasi, pemasangan mesin termasuk keuntungan dari pihak kontraktor,’’ terangnya.
Menurut John Tanety, pengadaan 2 mesin tersebut guna memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat akan daya listrik. Sebab, dengan 4 mesin milik Pemkab yang dikerjasamakan dengan PT PLN saat ini, tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat. Apalagi dengan rencana akan dioperasikannya Rumah Sakit Daerah Tipe C yang membutuhkan daya listrik yang cukup besar.
“Pengadaan mesin ini salah satu tujuannya untuk rencana pengoperasian rumah sakit kami. Tentunya, kalau daya tidak ditambah melalui pengadaan 2 mesin ini, pengoperasian rumah sakit yang rencananya akan dimulai tahun ini tidak bisa terlaksana,” terangnya.
Dijelaskan, dari 4 mesin yang ada saat ini hanya 3 unit mesin yang dioperasikan dengan kapasitas daya 4.500 Kilowatt. Sementara pada saat puncak pemakaian sudah mencapai 4.800 Kilowatt. Ketiga mesin tersebut tidak bisa dipoerasikan seluruhnya, tapi harus ada salah satu yang standby dengan sistem rotasi. Artinya, salah satu dari 3 mesin tersebut bila telah beroperasi selama 1000 jam harus dilakukan perawatan lagi digantikan dengan mesin yang sudah dirawat sebelumnya. “Ini dilakukan supaya mesin bisa tetap dalam keadaan terawat,”pungkasnya. (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos