Sejumlah mahasiswa diploma tiga semester delapan Jurusan Ilmu Teknik Universitas Musamus Merauke keluhkan pengurusan Tugas Akhir yang hingga kini belum terealisasi. Pasalnya, sejak pengurusan penegerian Unimmer, aktifitas belajar terutama pada mahasiswa semester akhir menjadi terhambat.
Hal ini juga disinyalir lantaran target Unimmer menjadi negeri di tahun ini belum terwujud sehingga berpengaruh pada status Unimmer yang masih masih swasta, sementara ijin operasional yang dimiliki selama ini telah ekspired. Akhirnya, proses penyelesaian tugas akhir yang nantinya berpengaruh pada status mahasiswa harus menunggu keluarnya izin operasional dari pendidikan tinggi. Hal ini disampaikan oleh salah seorang mahasiswa program studi Teknik Informatika AR ketika dikonfirmasi di kampus Unimmer hari ini (12/6). D
irinya mengaku sudah sejak 2 tahun lalu mahasiswa semester akhir meminta kepada program studi untuk segera memberikan bimbingan tugas akhir bagi mahasiswa, namun selalu beralasan masih disibukkan dengan penegerian Unimmer. “Saya sudah pernah meminta kartu control bimbingan tugas akhir kepada ketua program studi, namun selalu ditolak dengan alasan menunggu penegerian. Akhirnya kami harus menunggu, sementara kami masih tetap berkewajiban membayar uang semester meskipun hanya setengahnya”, tuturnya seraya menambahkan bahwa dari 750 ribu rupiah uang semesteran, dibebankan pada semester akhir sebesar 375 ribu rupiah.
Hal serupa diamini CM, seorang mahasiswa program studi Teknik Sipil yang menolak dituliskan identitasnya. Dirinya menuturkan bahwa setiap mahasiswa sudah berulang kali datang menanyakan hal tersebut kepada program studi, namun tak pernah mendapatkan jawaban pasti. “Memang ujian proposal sudah dilakukan, namun untuk bimbingan tugas akhir sudah 2 tahun berjalan tidak pernah dilakukan. Bahkan saya sudah menyelesaikan tugas akhir dan tinggal tunggu bimbingan saja”, tukasnya.
Kini, lanjutnya, mahasiswa dipaksa untuk mendaftarkan diri lagi, dan harus membayar sejumlah uang semesteran. Karena merasa jenuh dengan kebijakan perguruan tinggi, banyak mahasiswa yang mendaftarkan diri tanpa membayar uang semesteran. “Ini bukan kesalahan kami, tapi kan kesalahan perguruan tinggi. Kalau jurusan lain tidak masalah karena masih baru dibuka. Jangan gara-gara mau dinegerikan, kami jadi korban”, keluhnya seraya diamini oleh rekan-rekan lainnya. Dirinya juga menambahkan bahwa jika mahasiswa mengeluhkan penyelesaian tugas akhir maka ketua program studi selalu menanggapi dingin dan mengeluarkan pernyataan sebaiknya lanjut saja ke strata satu.
Dikonfirmasi secara terpisah, Ketua Program Studi Teknik Informatika Yuliana Kolyaan, ST menampik tuduhan tersebut. Dirinya mengatakan bahwa sudah sejak lama pihaknya memerintahkan kepada mahasiswa untuk mendaftarkan diri dalam penyelesaian tugas akhir, namun hingga kini masih sedikit mahasiswa yang mendaftarkan diri. “Saya heran, mahasiswa ini bukannya mau selesaikan tugas akhir cepat tapi malah diperlambat. Padahal saya sudah mengeluarkan pengumuman dari jauh-jauh hari”, ujarnya. Kendati demikian, dirinya tak menampik bahwa penegerian Unimmer menjadi salah satu penghambat penyelesaian tugas akhir.
Rektor Unimmer, Philipus Betaubun,ST,MT ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya membenarkan adanya penundaan tugas akhir. Namun demikian, dirinya mengelak jika dikatakan penegerian Unimmer menjadi penghambat bagi kelulusan mahasiswa Jurusan Ilmu Teknik. “Jadi tidak benar kalau penegerian Unimmer menjadi penghambat kelulusan”, tegasnya tanpa memberikan alasan yang pasti. (drie/ Merauke)
Sumber : Tabloid Jubi